Jakarta, CNN Indonesia --
Dorce Gamalama merespons sejumlah komentar yang menentang wasiatnya untuk dimandikan sebagai perempuan ketika ia meninggal dunia. Menurut Dorce, siapa saja boleh memandikannya karena keluarga yang akan mengurus.
Tanggapan Dorce ini datang setelah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis menyebut transgender yang meninggal dunia mesti diurus berdasarkan jenis kelamin saat dilahirkan.
"Kepada kiai-kiai, ustaz-ustaz yang telah menerangkan keadaan mati saya, siapa yang akan memandikan saya, siapa yang akan mengubur saya, biarkanlah keluarga [Dorce] yang akan mengurusnya," kata Dorce Gamalama dalam unggahan di Instagram miliknya, Senin (30/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mau kain kafannya tujuh lapis, mau delapan lapis, saya serahkan kepada yang mengurus. Yang mengurus laki-laki boleh, perempuan boleh, laki-laki perempuan boleh. Jadi siapa saja boleh memandikan saya," lanjutnya.
"Jadi kiai-kiai yang sudah terkenal sekalipun, jangan memberikan komentar yang kurang baik. Harusnya Anda, seorang kiai, memberikan suguhan juga imbauan kepada siapapun, karena saya juga manusia mempunyai tanggung jawab untuk hidup dan mati kelaknya," kata Dorce.
CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada Dorce Gamalama untuk mengutip pernyataan tersebut.
[Gambas:Instagram]
Dorce Gamalama sebelumnya mengungkapkan sejumlah keinginannya yang terakhir sebelum meninggal dunia. Wasiat tersebut ia ungkap kala menjadi narasumber di siniar Denny Sumargo beberapa waktu lalu.
lanjut ke sebelah..
"Saya perempuan. Saya punya kelamin perempuan. Ya mandikan saya dengan pakaian perempuan," ujar Dorce dalam video YouTube Denny Sumargo pada Minggu (23/1).
Tak hanya itu, ia juga telah berpesan kepada anak-anaknya untuk berperilaku baik semasa sisa hidupnya. Ia turut mengungkapkan telah menyiapkan kain kafan serta kuburan untuknya.
"Saya bilang ke anak-anak 'Kamu jangan sakiti mama karena umur mama enggak panjang'," ujar Dorce.
Dorce yang saat ini lebih banyak duduk di kursi roda berharap bisa berjalan kembali. Ia pun berharap bisa bertemu dengan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo.
"Saya pengin ketemu Ibu Megawati. Saya pengin ketemu Jokowi," ujar Dorce.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis menegaskan bahwa transgender yang meninggal dunia harus diurus berdasarkan jenis kelamin awal saat dilahirkan.
"Jenazah transgender itu diurus sebagaimana jenis kelamin awal dan asalnya ya," cuit Cholil dalam akun Twitter pribadinya @cholilnafis dikutip Senin (31/1). CNNIndonesia.com sudah diizinkan untuk mengutip cuitannya tersebut.
Dihubungi langsung, Cholil menyebut kicaunya itu mengomentari keinginan terakhir pesohor Dorce Gamalama yang berkeinginan bisa dimandikan sebagai perempuan jika meninggal dunia.
Baginya, wasiat yang melanggar syariat Islam tak bisa diperkenankan untuk dijalankan. Ia mengatakan pengurusan jenazah transgender harus berpegang pada kaidah pengurusan jenazah secara jenis kelamin awal.
"Ya [harus diurus pada jenis kelamin awal]. Wasiat yang menyalahi syariat Islam itu bagi muslim tidak boleh dilaksanakan," kata Cholil.