Tangis di Balik Perjuangan Melanggamkan Ayat Suci Al-Qur'an

CNN Indonesia
Minggu, 17 Apr 2022 16:04 WIB
Seorang qariah muda mengisahkan dirinya menangis menghadapi berbagai kesulitan untuk bisa melanggamkan ayat suci Al-Qur'an sesuai standar.
Ilustrasi. Seorang qariah muda mengisahkan dirinya menangis menghadapi berbagai kesulitan untuk bisa melanggamkan ayat suci Al-Qur'an sesuai standar. (iStockphoto/leolintang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anggi Putri Suhadi masih ingat betul perjuangan yang ia harus lalui dalam proses mewujudkan impiannya menjadi seorang qariah seperti idolanya, Hj. Maria Ulfah. Ia bahkan sampai menangis menghadapi berbagai kesulitan untuk bisa melanggamkan ayat suci Al-Qur'an sesuai standar.

"Jadi bisa dibilang usaha saya dalam menempuh itu semua, kadang juga sampai menangis," kata perempuan kelahiran 4 Februari 1996 tersebut saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

"Apalagi dengan nada-nada yang seperti itu, suara yang melengking, itu butuh napas yang panjang, jadi benar-benar banyak banget pengorbanan dan usahanya," lanjut perempuan 26 tahun yang kini tengah menempuh studi magister di Universitas Negeri Jakarta tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mimpi menjadi seorang qariah sudah ada di benak Anggi sejak kecil. Apalagi orang tua dan guru-gurunya jelas mendukung cita-cita luhur tersebut. Anggi mengaku sudah terbiasa membaca Al-Qur'an sejak dirinya duduk di bangku kelas satu Sekolah Dasar (SD).

Keterampilannya membaca ayat suci tersebut kemudian dikembangkan dengan mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Hingga saat duduk di bangku kelas 4 SD, Anggi berhasil meraih peringkat pertama MTQ dan memacu dirinya semakin giat melanggam Al-Qur'an.

Semangat Anggi terlihat dari frekuensi ia berlatih. Tilawah dan murotal tak akan terlewatkan dari agenda harian. Dalam seminggu, ia bisa berlatih hingga tiga sampai empat kali setiap usai salat Subuh.

Anggi Putri Suhadi, qariah muda asal Jakarta.Anggi Putri Suhadi, qariah muda, mengisahkan dirinya menangis menghadapi berbagai kesulitan untuk bisa melanggamkan ayat suci Al-Qur'an sesuai standar. (dok. Istimewa)

Demi menjaga performa pernapasan yang amat krusial bagi seorang qari dan qariah, Anggi juga rutin berolahraga salah satunya dengan renang. Hal itu demi mempermudah dirinya mengambil napas panjang saat melanggamkan ayat suci.

Namun segala persiapan itu hanyalah upaya secara fisik. Ketika seseorang memutuskan untuk menjadi qari, kesucian hati adalah kunci memuluskan rida dari Yang Maha Kuasa untuk bisa menyampaikan ayat suci Al-Qur'an dengan indah.

Hal itu dialami sendiri oleh Anggi ketika kesombongan merenggut kemampuannya di atas panggung saat berkompetisi.

Anggi mengisahkan kala itu, dirinya tengah mengikuti sebuah tahapan MTQ. Ia yang sudah berlatih keras dengan berbagai persiapan merasa yakin jalannya akan mulus dalam kompetisi yang dikenal rumit nan sengit itu. Ia merasa punya nilai lebih dibanding peserta lainnya.

Namun tiba-tiba, kala dirinya sudah di atas panggung, Anggi mendadak gagap dalam melanggamkan Al-Qur'an yang notabenenya sudah biasa ia lakukan. Ia terbata-bata seperti orang baru belajar.

"Itu di luar nalar, saya berpikir, 'kok bisa begini', ternyata itu teguran dari Allah karena saya sudah sombong," kata Anggi.

Lanjut ke sebelah...

Cita-cita Terbesar

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER