Tudingan pencemaran nama baik memang jadi alasan Depp menyeret Amber Heard ke meja hijau dan menuntut ganti rugi hingga US$50 juta.
Semua karena tulisan Amber Heard di Washington Post pada Desember 2018 yang menyebut dirinya korban kekerasan dalam rumah tangga, meski tanpa menyebut secara tersurat nama Johnny Depp.
Namun dalam persidangan, berbagai fakta terungkap bahkan menjadi sensasi publik. Mulai dari kasus kekerasan yang sama-sama dilakukan kedua belah pihak, berbagai tudingan perselingkuhan, dan berbagai skandal lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, menurut Jeff Lewis, segala skandal yang terungkap dalam kasus Johnny Depp dan memojokkan Amber Heard sebenarnya tidak terlalu penting.
Bahkan beragam situasi Amber Heard yang terpojok oleh pengacara Johnny Depp dalam sejumlah isu dianggap tidak begitu membantu dalam kasus pencemaran nama baik ini.
"Untuk kasus pencemaran nama baik, Anda tidak harus sepenuhnya benar. Hukum memberikan Anda banyak kebebasan untuk cukup dekat bila inti dari apa yang Anda katakan itu benar," kata Lewis.
"Masuk ke persidangan, Amber Heard memiliki beban yang rendah. Yang harus dia buktikan adalah pada satu kesempatan, ada kekerasan dalam rumah tangga. Cukup sekali. Dia tidak harus membuktikannya setiap saat," kata Lewis.
Rahmani pun memiliki pendapat senada.
"Bahkan bila Heard adalah pihak yang menyulut dalam beberapa kasus, atau bahwa dia sendiri yang melakukan kekerasan, mereka berdua bisa menjadi korban. Bahkan bila kekerasannya setara, Heard menang," kata Rahmani.
Meski begitu, Rahmani dan Lewis bersepakat semua bergantung pada juri. Terutama bila juri terpengaruh dengan berbagai gejolak sosial serta skandal yang terjadi sepanjang persidangan yang panjang ini.
Rahmani dan Lewis pun sependapat bahwa Amber Heard tak selalu bisa menarik simpati dengan kesaksiannya dalam persidangan. Kondisi itu sebenarnya cukup melemahkan posisi Amber Heard di mata juri.
"Misal juri mengatakan 'ya, saya rasa Amber berbohong soal kontribusi amal US$7 juta' atau 'kami tidak menyukainya atau dia kurang jujur'. Dalam kasus itu, mereka mungkin akan memberikan keputusan yang menguntungkan Johnny Depp." kata Rahmani.
Di sisi lain, Johnny Depp tampaknya memang hanya ingin membuka borok yang selama ini tersimpan rapat-rapat.
Dalam kesaksian pada 25 Mei, Depp mengatakan dirinya menunggu selama enam tahun untuk mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi dan membersihkan namanya sejak dugaan kekerasan pada 2016.
"Saya tidak pernah dalam hidup ini melakukan kekerasan seksual dan pelecehan fisik," kata Johnny Depp, Rabu (25/5). "Semua kisah aneh dan keterlaluan tentang saya melakukan hal tersebut dan hidup dengan (kisah) itu selama enam tahun, menunggu untuk membuat fakta terungkap."
Sementara itu, persidangan terakhir yang sengit pada 27 Mei rupanya membuat juri butuh waktu lebih panjang. Tujuh juri yang identitasnya disamarkan menerima seluruh kasus pencemaran nama baik tersebut, dan akan menentukan di kemudian hari.
Hakim Penney Azcarate pun membubarkan persidangan tersebut dan menyebutkan sidang akan kembali dimulai pada Selasa 31 Mei 2022. Pada saat itu, kata Hakim, juri sudah harus berembuk dan menentukan keputusan bulat untuk vonis yang akan ditentukan Hakim.