Aktor Ezra Miller kembali jadi pembicaraan. Kali ini ia disebut sempat menculik anak di bawah umur, bahkan melakukan grooming alias pemikatan anak, yang membuat catatan kasus hukum aktor ini semakin panjang.
Rumor tersebut muncul setelah pada Rabu (15/6) waktu AS, seorang ibu dan remaja asal Massachusetts mendapatkan perintah pencegahan pelecehan sementara terhadap Ezra Miller dari pengadilan setempat.
Keputusan itu datang usai pada pekan sebelumnya orang tua dari remaja berusia 18 tahun yang bernama Tokata Iron Eyes meminta perlindungan pengadilan dari Miller.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang tua Tokata Iron Eyes mengatakan ke pengadilan bahwa perlindungan itu diajukan setelah anak mereka dan Ezra Miller bertemu enam tahun lalu, atau ketika Tokata berusia 12 tahun dan Ezra Miller berusia 23 tahun.
Kata orang tua Tokata, Ezra Miller "menggunakan kekerasan, intimidasi, ancaman kekerasan, ketakutan, paranoia, delusi, dan obat-obatan untuk menguasai Tokata remaja".
Bukan hanya itu, menurut laporan The Daily Beast pada Kamis (16/6), orang tua Tokata menyebut Ezra Miller adalah dalang di balik anak mereka yang mengaku sebagai transgender non-biner, alias tidak mengidentifikasi diri sebagai perempuan ataupun laki-laki.
Pihak pengadilan kemudian disebut tak bisa menemukan Ezra Miller untuk menanggapi gugatan tersebut.
Miller kemudian mengunggah sejumlah unggahan di Instagram miliknya berisi ledekan ke penegak hukum yang tak mampu menemukan dirinya. Akun Instagram tersebut kemudian dihapus oleh Ezra Miller.
Sementara itu, akun Instagram tak terverifikasi yang diduga sebagai Tokata Iron Eyes membantah klaim dalam permohonan ke pengadilan tersebut.
![]() |
Akun diduga milik Tokata itu mengatakan bahwa Ezra Miller telah memberikan dukungan kepada dirinya di masa-masa pubertas yang sulit.
"Saya mengundurkan diri dari sekolah lima bulan lalu, teman dan rekan saya William wafat tidak lama kemudian, pikiran saya sangat terpengaruh dan saya membutuhkan ruang dan waktu untuk memproses duka ini," tulis Tokata lewat Instagram pribadinya beberapa waktu lalu.
"Rekan saya Ezra Miller selama keseluruhan masa yang disebutkan di atas hanya memberikan dukungan penuh kasih dan perlindungan yang tak ternilai selama masa berkabung," sambungnya.
Kemudian, Tokata mengatakan bahwa ia tidak memerlukan konservatori selama hidupnya dan menuding ayahnya sebagai seorang transfobia. Ia juga berkata ayahnya merasa bahwa Tokata tidak mampu berpikir sendiri dan membuat orang-orang di sekelilingnya khawatir.
"Saya sekarang sadar betapa hebatnya manipulasi emosi dan psikologis yang saya dibuat untuk bertahan selama di rumah orang tua saya," ujar Tokata.
Tokata kini mengaku sedang mengikuti konseling dengan ahli untuk menangani kesehatan mental yang ia alami. Ia mengklaim memiliki gangguan kecemasan dan kemungkinan depresi.
Perlakuan orang tuanya, menurut Tokata, membuat hidupnya berubah dan membuatnya traumatis dan merasa malu. Sehingga, Tokata merasa ia perlu buka suara terhadap perilaku orang tuanya itu.
"Mengenai intervensi polisi dalam 'kasus' saya, itu hal yang tidak ada gunanya dan hanya membuang waktu dan sumber daya," ujar Tokata.
"Perilaku ini tidak dapat diterima dan perlu disinggung," tutupnya.
Sementara itu, pada kasus Massachusetts yang baru-baru ini mencuat, The Daily Beast menyebut latar belakang permintaan perlindungan dari Ezra Miller terjadi karena insiden pada 2 Februari lalu.
The Daily Beast mendapatkan informasi tersebut dari dokumen pengadilan yang ditandatangani oleh hakim, serta wawancara kepada sang anak berusia 12 tahun, orang tuanya, dan tetangga mereka.
Lanjut ke sebelah..