"Misalnya berpakaian yang agak gimana sedikit gitu aja banyak ulama-ulama mengingatkan kami agar berjilbab rapat, rambutnya jangan keliatan, pakaian pun yang rapi, sopan, dan jangan sampai terlalu memperlihatkan bentuk tubuhnya, selalu banyak sekali. Kami sudah berhati-hati tapi masih banyak tantangannya," tutur Rien.
Rien menyebut Nasida Ria menanggapi nasihat itu dengan tangan terbuka. Mereka kerap melalukan introspeksi diri dan bermusyawarah bersama untuk untuk mencari solusi, memperbaiki diri, dan mengubah penampilan menjadi lebih baik.
Alhasil ketika tampil di atas panggung, Nasida Ria tak terlalu banyak mengeluarkan gerakan badan. Meski begitu, lagu-lagu mereka yang bermelodi khusus dan hit sejak dekade '90-an masih mampu membuat pendengarnya berdendang dan bergoyang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasida Ria diketahui melejit pada dekade '80 hingga '90-an. Kala itu, mereka terkenal dengan membawakan lagu Perdamaian dan Kota Santri. Perdamaian kemudian diaransemen ulang oleh band Gigi, sedangkan Kota Santri dinyanyikan kembali oleh Krisdayanti-Anang Hermansyah.
Grup ini pun masih terus merilis lagu baru, walaupun diakui mengenalkan lagu baru ke pendengar mereka terbilang cukup sulit bila dibanding dengan lagu-lagu yang sudah populer.
"Untuk lagu terbaru orang enggak ngerti, malah sukanya lagu-lagu lama, mungkin enak lagu-lagu lama. Mengeluarkan lagu baru sulitnya bukan main, karna orang sudah terpatri dengan lagu lama, kayak Perdamaian," kata Rien.
Di masa keemasannya, Rien bercerita Nasida Ria bahkan tak pernah sepi tawaran manggung. Mereka hampir tak pernah berada di rumah kala itu. Sempat meredup, Nasida Ria tetap bisa eksis apalagi setelah iklan toserba karya Dimas Djayadiningrat viral.
Iklan yang dikenal dengan "kepala magic jar" dan penggalan kalimat "kerja lembur bagai kuda" itu diakui membuat pamor Nasida Ria melejit kembali, walaupun bukan sebagai bintang iklannya.
"Selain iklan, nama Nasida Ria kembali naik karena meme kasidah. Kan banyak di media sosial yang menampilkan potongan lirik lagu Wajah Ayu Untuk Siapa," kata manajer Nasida Ria, Choliq Zain, kepada CNNIndonesia.com pada 2018.
Lihat Juga : |
Kini Nasida Ria masih konsisten menjaga marwah dan ciri khasnya sebagai grup kasidah. Sadar bahwa regenerasi adalah sebuah keniscayaan, para pendiri dan manajemen pun menciptakan grup kasidah baru untuk "kelas junior" bernama Ezzura.
Meski terbilang junior, Ezzura pun sudah malang melintang dari satu panggung ke panggung di Jawa Tengah. Misalnya pada Mei 2022, dalam sebulan itu mereka ada 12 pentas yang mesti dilakoni, mulai dari Pemalang, Tegal, Dieng, Brebes, hingga Tuban.
"Memang sudah khas sendiri-sendiri. Nasida Ria punya khas sendiri. Insyaallah tidak seperti yang lain, karena perempuan semua," ujar Rien.
(end)