Jujur, beraaaattt banget rasanya masih enggak percaya hal ini karena kejadiannya di tempat di mana saya sangat menguasai, mencintai tempat itu.
Kalau ada yang bilang kenapa saya sudah bisa pegang HP, repost ucapan bela sungkawa dll di hari kedua kemarin, karena saya kakak tertua, harus lebih tegar dari adik-adik saya yang lain, terlebih Papa saya.
Saya dan suami harus mengurus semuanya dari A-Z, kontak kanan kiri, urus regulasi pengiriman jenazah ibu dan adik saya, berikut penjemputan dari cargo, pemakaman dll. Karena kalau bukan saya, siapa lagi?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya sudah pasrahkan dan ikhlaskan jika Allah lebih sayang mereka dan ambil mereka lebih cepat dari yang saya kira, meski dengan kejadian yang enggak pernah saya sangka-sangka.
Yang masih saya sesalkan sampai sulit tidur, saya masih terbayang-bayang kondisi kepanikan mereka saat terjebak, sakiiitt hati saya saat mungkin mereka berpikir, "KENAPA ENGGAK ADA YANG MAU MENYELAMATKAN KITA?!!"
Yaa Allah saya sesak banget tahu hal ini sementara kalau orang-orang tahu saya saat trip dengan tamu lain bagaimana saya treat dan jaga tamu saat snorkeling di laut sementara saya enggak bisa menjaga ibu dan adik saya sendiri.
Saya hanya bisa terus berdoa tanpa putus agar mereka mendapatkan tempat terbaik di sana, aamiin Allahumma aamiin..
Saya sangat berterima kasih atas doa-doa dan bantuan rekan-rekan saya sekalian. Untuk kelalaian crew boat dan guide yang menyebabkan korban jiwa, sudah saya serahkan kepada kuasa hukum saya.
![]() |
Selama ini saya selalu diam, saya selalu tutup mata telinga mulut saya atas kinerja dan kelalaian tim SAR yang SELALU TERLAMBAT untuk bagian regulasi penyelamatan di wisata yang katanya super premium ini, tapi bikin konten nomor satu.
Tapi karena yang sekarang keluarga saya yang jadi korbannya, saya harus speak up, agar hal ini CUKUP STOP di saya saja.
(end)