Salman Rushdie disebut sudah tak lagi menggunakan ventilator dan sudah mampu berbicara, bahkan bercanda, sehari setelah dirinya ditikam dengan beringas saat akan memberikan kuliah.
Diberitakan AP pada Minggu (14/8) waktu Indonesia, seorang kerabat Rushdie, penulis Aatish Taseer. Taseer berkicau di media sosialnya bahwa Rushdie "dikeluarkan dari ventilator dan bicara (juga bercanda)".
AP menyebut, agensi yang menaungi Rushdie, Andrew Wylie juga mengonfirmasikan informasi tersebut tapi tidak memberikan keterangan lebih lanjut. Meski begitu, menurut pantauan CNNIndonesia.com pada Minggu (14/8), kicauan Aatish Taseer tidak ditemukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salman Rushdie sebelumnya mendapatkan serangan hingga ditikam berkali-kali saat akan memberikan kuliah soal kebebasan berekspresi di the Chautauqua Institution pada Jumat (12/8) waktu Amerika Serikat.
Rushdie tercatat mendapatkan 15 luka tikaman di leher, lengan, hingga mata. Bahkan disebut ia berpeluang buta akibat serangan yang diduga dilakukan oleh pria 24 tahun bernama Hadi Matar.
Matar diduga menyerang Rushdie dengan bergegas ke panggung saat novelis tersebut akan memberikan kuliah soal kebebasan berekspresi di Chautauqua Institution.
Jaksa Wilayah menilai penyerangan terhadap Salman Rushdie "sudah direncanakan" oleh Hadi Matar, terduga pelaku yang membuat penulis itu terluka serius.
Selain itu, jaksa Jason Schmidt menyebut dalam sidang dakwaan pada Sabtu (13/8) waktu setempat, Hadi Matar telah melakukan percobaan pembunuhan atas Salman Rushdie.
"Ini merupakan serangan yang sudah ditargetkan, tidak diprovokasi, dan sudah direncanakan," kata Schmidt, seperti diberitakan AP.
Jason Schmidt mengatakan Matar melakukan langkah-langkah dengan sengaja menempatkan dirinya dalam posisi untuk menyakiti Rushdie.
Langkah-langkah tersebut berupa memperoleh izin masuk ke acara tempat Rushdie akan memberikan kuliah, serta tiba lebih awal dengan membawa identitas palsu.
Sementara itu, pengacara Hadi Matar, Nathaniel Barone, juga membacakan pembelaan atas nama pria 24 tahun tersebut. Barone menilai bahwa pihak kepolisian terlalu lama dalam mengurus peradilan Matar sementara kliennya ditahan di "barak kantor polisi".
"Matar punya hak konstitusional dianggap tidak bersalah," kata Barone.
Barone menyebut bahwa kliennya sudah berkomunikasi secara terbuka dengannya dan akan mempelajari kliennya tersebut dalam beberapa pekan ke depan, termasuk situasi psikologi dan adiksi dari pria tersebut.