Penyelenggara Bantah Abai Soal Keamanan Acara Salman Rushdie
Petinggi Chautauqua Institute membantah dugaan bahwa mereka tak menerapkan standar keamanan yang baik dalam acara yang dihadiri oleh Salman Rushdie pada Jumat (12/8).
"Kami menilai tingkat keamanannya untuk setiap acara, dan acara ini tentu saja kami nilai penting. Itulah mengapa, kami hadirkan polisi dan Sheriff di sana," kata Michael Hill, Presiden Chautauqua Institute, seperti diberitakan CNN pada Minggu (14/8) waktu AS.
Salman Rushdie sebelumnya mendapatkan serangan saat akan mengisi kuliah di Chautauqua Institute, New York, soal kebebasan berekspresi.
Ketika memasuki panggung, seorang pemuda 24 tahun tiba-tiba menyerbu dan menikam novelis itu berkali-kali. Disebutkan, Rushdie mendapatkan 15 tikaman hingga matanya rusak.
Sejumlah saksi mata mengatakan kepada CNN bahwa petinggi lembaga penyelenggara acara tersebut menolak rekomendasi langkah-langkah keamanan dasar, termasuk pemeriksaan tas dan metal detector.
Menurut saksi mata yang identitasnya disamarkan itu, keengganan penyelenggara tersebut karena mereka tak ingin ada 'jarak' antara pembicara dengan penonton.
"Kami akan menilai setiap acara dalam Institusi kami sesuai dengan tingkat keamanannya, dan itu adalah proses keberlanjutan yang kami kerjakan bersama dengan penegak hukum setempat," kata Hill.
Sementara itu, pihak agensi buka suara soal kondisi Salman Rushdie terkini. Agen yang menaungi Rushdie, Andrew Wylie menyebut novelis itu sudah lepas ventilator.
"Dia sudah lepas dari ventilator, jadi perjalanan untuk pemulihan sudah dimulai," kata agen Rushdie, Andrew Wylie kepada CNN seperti dirilis Minggu (14/8) waktu Amerika Serikat.
"Ini bisa jadi lama, lukanya parah. Namun kondisinya mengarah ke arah yang baik," lanjutnya.
Rushdie sempat dikabarkan sudah bisa bicara, sehari setelah dirinya dirawat di rumah sakit akibat 15 luka tikaman dari pria 24 tahun bernama Hadi Matar.
Penikaman itu terjadi di Chautauqua Institute, tempat Salman Rushdie akan memberikan kuliah soal kebebasan berekspresi.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (13/8) waktu Indonesia, keluarga menyatakan bahwa Rushdie bisa mulai mengatakan sejumlah hal.
"Meski cedera yang mengubah hidupnya parah, selera humornya yang penuh semangat dan menantang tetap utuh," kata pernyataan keluarga.
Menurut Jaksa Wilayah Jason Schmidt, Salman Rushdie mengalami tiga tikaman di kanan depan lehernya, empat tikaman di perut, luka tusukan di mata kanan dan dada, dan sebuah luka robek di paha kanan.
Sementara itu, Wylie mengatakan kepada New York Times, serangan tersebut membuat liver dan saraf Rushdie rusak.