Salman Rushdie pada akhir pekan kemarin ditikam hingga terancam buta. Aksi percobaan pembunuhan itu merupakan aksi teranyar dari serangkaian ancaman yang ia terima sejak merilis Ayat Ayat Setan alias The Satanic Verses.
Novel yang dirilis Rushdie pada 26 September 1988 tersebut begitu kontroversial. Novel itu disebut sebagian besar terinspirasi dari kehidupan Nabi Muhammad.
The Satanic Verses pun menimbulkan kontroversi karena dinilai menistakan dan menghina Islam hingga kemudian mendapat kecaman dari muslim di seluruh dunia. Bukan hanya kecaman, buku itu pun dilarang beredar di berbagai negara di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
India merupakan negara pertama yang melarang peredaran The Satanic Verses di negaranya, hanya sembilan hari setelah buku tersebut dirilis, tepatnya pada 5 Oktober 1988.
Pemicu larangan ini justru datang setelah jurnalis dan penulis India, Khushwant Singh mengulas novel tersebut. Ia kemudian mengusulkan India untuk melarang peredaran novel itu mempertimbangkan berbagai reaksi yang akan timbul dari buku tersebut.
Reaksi atas ulasan itu pun datang dari anggota parlemen India sekaligus editor majalah bulanan muslim, Syed Shahabuddin. Ia mengajukan petisi kepada perdana menteri India kala itu, Rajiv Gandhi, untuk melarang peredaran The Satanic Verses.
Petisi tersebut kemudian dikabulkan dan India menjadi negara pertama yang melarang The Satanic Verses.
Pelarangan India yang kemudian disusul dengan protes dari Persatuan Organisasi Umat Islam di Inggris serta permintaan dari Imam Besar Al-Azhar Mesir mendorong Afrika Selatan dan Pakistan mengambil aksi.
Dua negara tersebut kemudian menetapkan melarang peredaran buku tersebut pada 24 November 1988. Keputusan ini kemudian memicu berbagai negara berpenduduk mayoritas muslim lainnya untuk ikut ambil keputusan.
Tak butuh waktu lama keputusan India, Afrika Selatan, dan Pakistan untuk memicu negara lainnya mengambil sikap. Beberapa negara lainnya juga melarang The Satanic Verses pada 24 November 1988.
Beberapa negara tersebut adalah Arab Saudi, Mesir, Somalia, Bangladesh, Sudan, Qatar, Malaysia, dan Indonesia.
Keputusan sejumlah negara ini juga terus diwarnai berbagai protes, demonstrasi, pembakaran buku, serangan bom ke toko-toko buku dan penerbit di berbagai belahan dunia yang merilis The Satanic Verses.
Lanjut ke sebelah..