Ketika Syed Shahabuddin dan teman-temannya yang mengaku pelindung keimanan muslim mengatakan bahwa "tidak ada masyarakat beradab" yang mengizinkan penerbitan buku seperti milik saya, mereka mengalami kemunduran.
Pertanyaan yang muncul akibat pelarangan buku tersebut apakah India, dengan perilaku seperti ini, dapat mengklaim gelar masyarakat beradab lagi.
Mari kita coba membedakan kebenaran dari kebatilan dalam hal ini. Seperti lawan-lawan saya yang bersemangat, Anda mungkin tidak akan membaca The Satanic Verses.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi izinkan saya menjelaskan beberapa hal yang sederhana. Saya dituduh "mengakui" bahwa buku itu adalah serangan langsung ke Islam.
Saya tidak mengakui hal semacam itu, dan membantahnya dengan tegas. Bagian buku yang dimaksud (dan mari kita ingat bahwa buku ini sebenarnya bukan tentang Islam, tapi soal migrasi, metamorfosis, perpecahan, cinta, kematian, London, dan Bombay) berkaitan dengan seorang nabi, yang bukan disebut Muhammad, tinggal di kota yang sangat fantastis yang terbuat dari pasir (larut ketika air jatuh di atasnya).
Dia dikelilingi oleh pengikut fiktif, salah satunya kebetulan menyandang nama depan saya sendiri.
Terlebih lagi, seluruh rangkaian ini terjadi dalam mimpi, mimpi fiktif dari karakter fiksi, seorang bintang film India, dan salah satunya kehilangan akal sehatnya, saat itu. Seberapa jauh yang bisa dijangkau sebagai sejarah?
Dalam bagian mimpi ini, saya telah mencoba menawarkan pandangan saya tentang fenomena wahyu dan lahirnya sebuah agama besar dunia; pandangan saya adalah bahwa seorang pria sekuler yang mana budaya Islam telah menjadi bagian penting sepanjang hidupnya.
Dapatkan menteri keuangan benar-benar mengatakan bahwa di dunia modern, yang dianggap sekuler, sastra tidak diperbolehkan untuk membahas tema-tema itu?
Bila iya, hal tersebut lebih serius dari yang saya percaya. Dari tempat saya duduk, Tuan Gandhi, ini lebih terlihat bila Pemerintahan Anda tidak mampu atau tidak mau menolak tekanan dari kelompok agama ekstremis mana pun; mereka, singkatnya, para fundamentalis yang kini mengendalikan agenda politik.
Anda tahu, saya tahu, bahwa Tuah Shahabuddin, Tuan Khurshid Alam Khan dan sekutunya tidak sungguh peduli akan novel saya. Masalah yang sebenarnya adalah suara dari kelompok muslim.
Saya sungguh membenci buku saya digunakan sebagai bola pingpong politik; apa yang lebih penting bagi Anda selain dari kebencian saya bahwa Anda menutup mata dari situasi ini dengan tidak hanya terlihat seperti orang Filistin dan anti-demokrasi, tetapi juga oportunis.
Tuan Perdana Menteri, saya tidak bisa membuat diri saya mengoceh soal sastra kepada kementerian keuangan. Dalam pandangan saya, ini sekarang soal antara Anda dan saya.
Saya bertanya kepada Anda: India seperti apa yang ingin Anda pimpin? Apakah menjadi masyarakat yang terbuka atau represif?
Tindakan Anda soal The Satanic Verses akan menjadi indikator penting bagi orang banyak di seluruh dunia. Bila Anda menyetujui pelarangan, saya khawatir saya, dan banyak lainnya, akan menghadapi hal terburuk.
Seandainya, di sisi lain, Anda mengakui kesalahan Pemerintahan Anda dan bergerak mengubahnya, saya akan menjadi yang pertama memuji perbuatan terhormat Anda.
(end)