'Rahasia' Juru Bahasa Isyarat Sampaikan Lirik Lagu kala Konser

CNN Indonesia
Minggu, 04 Sep 2022 08:15 WIB
Rezki Achyana membocorkan sederet rahasia di balik penampilan seorang juru bahasa isyarat di sebuah acara, termasuk konser. (iStockphoto/fizkes)
Jakarta, CNN Indonesia --

Meski Rezki Achyana bisa menguasai bahasa isyarat dengan cepat hanya tiga bulan sampai mahir, ia tetap butuh persiapan bila harus menjadi juru bahasa isyarat (JBI) dalam sebuah konser.

Wajah Rezki Achyana viral di media sosial beberapa waktu lalu kala menjadi JBI konser Vierratale di Riau. Dalam sebuah video yang beredar, sembari menggerakkan tangan simbol bahasa isyarat, Rezki jingkrak-jingkrak di atas panggung sesuai musik Vierratale.

Saat berbincang dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu, Rezki menyebut konser Vierratale itu adalah kali kedua dirinya menjadi JBI di sebuah konser musik. Kali pertama adalah saat Jokowi kampanye di Batam pada 2019.

"Kami baru dikasih fail [susunan lagu] pada pagi harinya, konsernya malam. Akhirnya saya harus menghafal itu (lagu-lagu) dari pagi sampai sore," ujar Rezki mengenang persiapannya untuk konser Vierratale.

Menurut Rezki, ketika dirinya diminta untuk menjadi JBI sebuah acara, ia harus melakukan sejumlah persiapan. Pertama-tama adalah riset soal acara, tokoh, serta isi juga tema acara itu.

Kedua, ia harus menghafalkan dan memahami istilah-istilah yang berpeluang muncul dalam acara. Hal ini pun berlaku bila acara tersebut menggunakan bahasa daerah, misalnya ketika pria asal Minang ini menjadi JBI konser musik Jawa.

"Sebenarnya strateginya kalau untuk lagu berbahasa Jawa misalnya, satu, kita harus hafal dulu arti bahasa Jawanya itu apa," kata Rezki Achyana.

[Gambas:Instagram]



"Kemarin itu sebenarnya di konser itu selain ada Vierra, Tulus, Tipe-x, ada Denny Caknan juga. Denny Caknan kan lagunya bahasa Jawa tuh. Nah kita hafalin dulu bahasa Jawa-nya itu artinya apa," lanjutnya.

"Strategi keduanya bisa pake feeder. Feeder itu artinya orang yang mengerti bahasa tersebut akan menjurubahasakan di depan, nah nanti saya tinggal ikutin di situ," lanjutnya.

Rezki mengatakan menjadi JBI punya tantangannya tersendiri. Seorang JBI membutuhkan ruang gerak yang cukup untuk menampilkan bahasa isyarat kepada tuli. Hal itu, kata Rezki, seringkali masih tak didapatkan oleh JBI.



Juru bahasa isyarat kerap kekurangan ruang untuk bergerak, baik di acara offline maupun online. Dalam tayangan televisi, ruang untuk JBI biasanya hanya muncul di pojok kanan bawah. Ruang kecil itu kata Rezki seringkali tertutup dengan running text.

"Sementara kalau kita bicara hak dan aksesibilitas, orang dengar bisa membesarkan dan mengecilkan volume suaranya (sementara) orang tuli tidak bisa membesarkan dan mengecilkan juru bahasa isyaratnya," ucap Rezki.

Selain itu, masalah pencahayaan dan materi juga turut menjadi tantangan. Orang tuli perlu melihat gambar yang terang agar seluruh pergerakan dapat terlihat dengan jelas.

"Seringkali tantangannya itu adalah penyelenggara atau panitia tidak memberikan itu. Sehingga kadang kita harus mintanya itu kayak (tolong) kasih kami failnya," kata Rezki.

Terlepas dari itu, Rezki mengaku senang menjadi seorang JBI. CEO startup layanan disabilitas itu memang memiliki concern atau kepedulian terhadap hak-hak disabilitas. Ia bahkan memiliki empat sekolah luar biasa (SLB) di Kepulauan Riau dengan total sekitar 800 siswa dari berbagai disabilitas.

Lebih lanjut, ketika ditanya soal videonya yang viral, Rezki mengaku senang. Hal itu lantaran ia jadi dapat memberikan inspirasi bagi para penyelenggara musik untuk melibatkan JBI agar penyandang tuli juga bisa ikut menikmati musik.

"Saya dan Tamari (istri) juga sebenarnya senang banget. Karena selain kita juga akhirnya officially announce kalau kita sudah jadi suami istri, abis itu juga kayak kasih inspirasi dan kayak kasih ide juga untuk promotor-promotor lain, EO, atau artis-artis dan musisi lain untuk melibatkan teman-teman tuli," kata Rezki.

"Saya percaya bahwa musik itu bahasa universal. Musik itu bukan cuma untuk orang dengar. Musik itu bukan tentang kemampuan mendengar aja. Semoga lebih banyak JBI-JBI yang hadir di permusikan Indonesia," ujarnya.

(blq/end)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK