Bahkan ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi Jysa. Salah satu syarat yang diajukan penerbit adalah Jysa mesti menghapus beberapa bab fanfiction-nya dari Wattpad. Hal tersebut dilakukan agar mendorong para pembaca untuk membeli buku fisiknya.
"Misalnya, dua chapter terakhir dan beberapa chapter di tengah itu aku hapus isinya, terus aku ganti jadi tulisan 'Chapter ini dihapus untuk kepentingan penerbitan'," ungkap Jysa.
That Day dan That Night pun terbit dan dipajang di rak toko buku di tahun yang berbeda. Cita-cita Jysa sejak kecil pun akhirnya terwujud.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku-buku Jysa kemudian didistribusikan ke beberapa toko buku besar di Indonesia. Ia tak lupa mengumumkan pencapaiannya itu kepada para pembaca setianya di berbagai macam platform media sosial, termasuk di akun Wattpad miliknya.
Kini Jysa sudah mencetak tiga buku hasil fanfiction-nya dan satu buku karya orisinal. Ia sedang dalam proses menerbitkan buku kelimanya yang juga hasil fanfiction.
Jysa tidak pernah takut dalam menerbitkan buku-buku fanfiction BTS-nya kepada publik,. Ia merasa karya-karya fiksinya itu tidak mungkin mendapat perhatian dari para idol Korea Selatan yang menjadi subjek utama penulisannya.
"Novelnya bukan bahasa mereka [Korea], terus [jangkauan] pembacanya juga enggak terlalu besar sampai bisa mereka dengar," katanya.
Putri Andam Dewi, dosen sastra Jepang Binus University, menilai ketika fanfiction sudah diperjualbelikan ke publik, ada hal-hal yang hilang dari esensi sebuah fanfiction itu sendiri.
Fanfiction, sesuai istilahnya, merupakan karya fiksi yang dibuat oleh penggemar. Karena fiksi, maka tidak ada batas kreativitas yang kemudian dipublikasikan kepada penggemar lain yang berbagi kesenangan yang sama terhadap seorang karakter atau tokoh asli.
Kalaupun fanfiction itu hendak dijual, seharusnya dilakukan di dalam komunitas penggemar itu sendiri. Andam memberi contoh Comiket, comic market yang digelar di Jepang.
Dalam acara tersebut, penulis fanfiction yang juga merupakan seorang penggemar menjual hasil karyanya kepada penggemar lain tanpa mengambil profit.
"Mereka dapat profit untuk membuat karya lagi. Istilahnya uang capeknya mereka, enggak ada untungnya. Karena mereka mengeluarkan uang untuk kertas, fotokopi, cetak. Cuma untuk ganti itu saja," jelas Andam.
Ketika sudah didistribusikan secara luas di toko buku, akan ada proses-proses yang mesti dilalui, seperti sunting isi seperti yang dilalui Jysa untuk buku-bukunya. Sedangkan, kata Andam, "Kalau di fanfiction enggak ada."
"Mereka [penulis fanfiction] bisa bermain-main dengan subjektivitas dan keinginan terdalam mereka," tegasnya.