Lawford lalu meminta agensinya menghubungi Greenson dan pengacara Monroe, Milton A 'Mickey' Rudin. Rudin mengatakan Murray memastikan kondisi Monroe baik-baik saja.
Hingga pada Minggu 5 Agustus dini hari pukul 3.30, Murray terbangun dan merasa ada yang tak beres. Ia melihat lampu kamar Monroe masih menyala dari cela bawah pintu, tapi pintunya terkunci.
Ia lalu menelpon Greenson yang kemudian meminta Murray mengecek melalui jendela dan menemukan kondisi Monroe yang tak bergerak atau menyahut kala dipanggil. Murray pun menelpon Greenson yang lalu datang tak lama kemudian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter pribadi Monroe, Hyman Engelberg, diminta datang dan baru tiba sekitar pukul 3.50 pagi. Engelberg pun menyatakan Monroe telah meninggal dunia. Kepolisian Los Angeles baru tiba pada pukul 4.25 pagi.
Kabar kematian Monroe pun menjadi berita menggegerkan. Apalagi setelah hasil autopsi diumumkan polisi bahwa dalam tubuh Monroe terdapat kandungan obat-obatan yang melebihi ambang batas.
Menurut hasil analisis toksikologi, penyebab kematian Monroe adalah overdosis barbiturat. Barbiturat adalah salah satu jenis obat penenang yang digunakan untuk mengatasi kejang, gangguan kecemasan, insomnia berat, dan sebagai anestesi.
![]() |
Dalam laporan itu pula, Monroe diduga meninggal antara pukul 8.30 dan 10.30 malam pada Sabtu 4 Agustus 1962, atau tak lama setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Lawford.
Laporan itu juga menyebut Monroe sudah mengalami suasana hati depresi dan kehilangan minat pada apapun sebelum ditemukan meninggal dunia. Apalagi ditemukan bahwa Monroe mengonsumsi obat penenang jauh melebihi dosis yang diperintahkan.
Monroe sebelumnya sudah menjalani terapi obat untuk mengatasi gangguan mood dan depresinya selama bertahun-tahun. Namun pada saat itu, disebut dalam laporan, botol obat yang baru diisi sehari sebelumnya ditemukan telah kosong melompong kala Monroe meninggal dunia.
Selain itu, pihak polisi juga tidak menemukan hal mencurigakan di lokasi kejadian. Dengan temuan-temuan tersebut, polisi menyatakan Marilyn Monroe meninggal bunuh diri.
Namun hasil itu tak memuaskan publik. Sejumlah asumsi dan konspirasi bermunculan, beberapa di antaranya adalah Marilyn Monroe dibunuh oleh suruhan Menteri Kehakiman yang juga Jaksa Agung AS kala itu, Robert F Kennedy, yang sekaligus adik dari Presiden AS saat itu, John F Kennedy.
Menurut konspirasi yang beredar, Robert memiliki skandal perselingkuhan dengan Monroe. Padahal, Monroe juga disebut memiliki hubungan gelap dengan kakak Robert yang juga presiden AS, John.
![]() |
Namun dengan Robert, Monroe disebut kepalang jatuh cinta. Hal itu konon membuat Robert khawatir karier politiknya jatuh, sehingga meminta Monroe untuk dihabisi.
Teori konspirasi lainnya terkait kematian Monroe adalah aktris tersebut dihabisi oleh pemimpin serikat buruh Jimmy Hoffa dan bos mafia Sam Giancana.
Berbagai teori bahwa Monroe dibunuh terus beredar di publik hingga kemudian Kejaksaan Los Angeles membuka kembali kasus ini pada 1982 dan melakukan penyelidikan.
Hingga kemudian, Kejaksaan LA tidak menemukan bukti untuk mendukung dugaan Marilyn Monroe tewas dibunuh serta hal yang bertentangan dengan hasil penyelidikan pada 1962.