Jakarta, CNN Indonesia --
Pamungkas kembali menyita perhatian publik setelah aksi panggungnya yang tak senonoh terekam kamera dan menimbulkan berbagai reaksi dari netizen terhadap dirinya.
Setidaknya selama lima tahun terakhir, nama Pamungkas memang cukup dikenal melalui lagu-lagunya yang viral di TikTok.
Di balik itu, perjalanan karier bermusik Pamungkas cukup panjang. Meski telah memiliki segudang pengalaman dalam dunia musik sejak dini, langkah Pamungkas menuju musisi profesional tidaklah instan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demi menempa keinginan kuatnya untuk bermusik, pria bernama asli Rizky Pamungkas ini rela untuk melakukan banyak hal sedari kecil. Mulai dari menjadi bocah yang dititipkan untuk membeli rokok, hingga naik jabatan menjadi penggulung kabel.
Hal itu dilakukannya saat ia belajar menjadi produser musik bersama Hari Budiman, sosok produser andalan grup musik Element.
Kegiatan itulah yang memupuk masa kecil Pamungkas untuk terus bermusik. Terlebih, sang ayah juga memiliki manajemen artis bernama Oxygen Entertainment, yang membidani band-band era 2000-an seperti Element dan Tangga.
Berkat privilise tersebut, masa kecil Pamungkas pun dipenuhi oleh musik. Wadah itu pula yang bisa digunakan oleh Pamungkas dan keluarga untuk perlahan sembuh total dari ketulian yang didapatnya sejak lahir.
Instrumen musik membantu kepekaan dan pemulihan telinga Pamungkas. Telinga kanan yang awalnya setengah tuli menjadi sembuh sama sekali. Sementara, telinga kiri yang tuli total menjadi setengah tuli.
Saat ini kedua telinga Pamungkas sudah bisa mendengar dengan baik.
Dapat dikatakan perjalanan solo karier Pamungkas berjalan perlahan tapi pasti. Sejak 2012 ia sudah menulis lagu, seperti I Love But I'm Letting Go, We'll Carry On, dan Bambina. Dua tahun kemudian, ia menelurkan Bottle Me Your Tears.
Pria berusia 29 tahun itu benar-benar fokus mengerjakan Walk The Talk pada Januari 2018. Setelah tiga bulan mengurung diri di dalam kamar, album tersebut akhirnya rampung dan dirilis pada April 2018.
Usai Walk the Talk, Pamungkas rutin merilis album penuh setiap tahunnya, mulai dari Flying Solo (2019), Solipsism (2020), Solipsism 0.2 (2021), hingga yang terbaru berjudul Birdy (2022).
[Gambas:Video CNN]
Puncak karier Pamungkas justru hadir saat pandemi bergulir. Single-single lawas Pamungkas, seperti To The Bone atau We'll Carry On, mendadak hadir kembali. Platform TikTok yang berjasa besar bagi karya-karyanya.
Berkat fenomena ajaib itu, Pamungkas berhasil merengkuh pencapaian sebagai musisi lokal paling banyak didengar oleh pengguna Spotify di Indonesia selama dua tahun berturut-turut pada 2020 dan 2021.
Single To the Bone pun berhasil menduduki posisi nomor 1 terlama dalam tangga lagu Indonesia Top 50 pada saat itu. Lagu tersebut juga menjadi lagu yang paling banyak didengarkan di Indonesia pada 2021.
Di balik seluruh pencapaian tersebut, tak jarang persona seorang Pamungkas juga mengundang cibiran publik karena sikap dan aktivitas media sosial yang kontroversial.
Lanjut ke sebelah...
Pada pertengahan 2021 lalu, Pamungkas sempat tersandung kasus plagiarisme atas karya seni untuk sampul album keempatnya, Solipsism 0.2.
Ia dituduh melakukan praktik plagiarisme dengan mengambil karya milik seniman Prancis bernama Baptiste Virot untuk diaplikasikan dalam sampul albumnya.
Kala itu, Pamungkas mengklaim bahwa dirinya telah menyelesaikan persoalan itu dengan membeli hak cipta kepada sang seniman. Saat itu, ia juga menglarifikasi bahwa persoalan ini membuka pikirannya untuk lebih menghargai proses berkarya.
Selain itu, Pamungkas juga dikenal sangat berupaya mengartikulasikan seluruh pandangannya menggunakan bahasa Inggris, baik itu dalam lirik lagu ataupun ketika ia berbicara.
"Bagi gue pribadi menulis lirik bahasa Indonesia lebih sulit karena bahasanya lebih kaya dan satu kata banyak arti. Menulis tidak mudah, apalagi menyanyikan," kata Pamungkas.
Yang terbaru, Pamungkas kembali dihadapkan dengan kontroversi. Di tengah penampilannya baru-baru ini, Pamungkas terlihat mengambil ponsel salah satu penonton yang berdiri dekat panggung untuk mengambil video dari arah panggung.
Namun, sebelum mengembalikan ponsel ke penonton, Pamungkas menggesek ponsel itu ke alat vital di depan para penonton.
Rekaman aksi tak senonoh itu menyebar di media sosial dan dibagikan berulang kali. Kecaman melalui kolom komentar juga banyak dilayangkan. Kritikan pedas pun juga berdatangan dari netizen.
Menanggapi itu, Pamungkas menegaskan prinsipnya bahwa ia tidak akan berubah untuk siapa pun meski dirinya menuai banyak hujatan usai video aksi panggungnya yang dinilai tak senonoh viral sepanjang akhir pekan.
Dalam serangkaian video di Instagram Story pada Senin (10/10), Pamungkas menyebut dirinya tak mempermasalahkan bila ada penggemar yang enggan lagi menyukai dirinya karena kejadian itu.
"Gue mau bilang dan ini penting, gue enggak akan ubah diri gue buat siapa pun, bukan buat lo, bukan buat siapa pun. Gue ya gue, gue punya kebaikan, gue juga punya kelemahan. Lo enggak suka, ya enggak apa-apa, lo suka ya juga enggak apa apa, itu pilihan lo," kata Pamungkas.
"Gue enggak paksa lo buat suka gue, kalau lo enggak suka juga enggak apa apa, cuma ya jangan kelewatan. Gue punya prinsip, ini kita kenalan aja ya, supaya lo tau batasannya," lanjutnya.
"Dan kalau gue diam, bukan berarti gue cupu [culun]. Bukan berarti gue bagaimana-bagaimana, gue tidak membenarkan, tidak menyalahkan siapa-siapa," tegas Pamungkas.
Dalam video itu pula, Pamungkas menilai aksinya yang viral dan menuai hujatan netizen itu adalah sebagai bagian dari fan service, yang merupakan bentuk komunikasi "bahagia" antara dirinya dan penggemar.
Pamungkas juga menyinggung opini yang menilai aksinya itu tidak beretika. Ia kemudian mempertanyakan bahwasanya ada banyak aktivitas seksual lainnya yang kerap terjadi oleh penampil lain di atas panggung tapi tak sampai menuai hujatan seperti dirinya.
"Waktu gue, handphone padahal, itu ponsel. Itu enggak pelecehan ke siapapun, pelecehan handphone malah," kata Pamungkas. "Mari kembalikan ke konteksnya," imbuhnya.
[Gambas:Photo CNN]