Makna 20 Lagu dalam Album Midnights Taylor Swift

CNN Indonesia
Minggu, 30 Okt 2022 21:05 WIB
Merangkum berbagai sumber, berikut makna 20 lagu dalam album Midnights karya Taylor Swift.
Taylor Swift resmi merilis album ke-10, Midnights, pada Jumat (21/10). (AFP/VALERIE MACON)
Jakarta, CNN Indonesia --

Taylor Swift resmi merilis album ke-10, Midnights, pada Jumat (21/10). Album ini menandakan kolaborasi teranyarnya dengan produser langganan sekaligus sahabatnya, Jack Antonoff.

Selain Antonoff, Swift juga menggandeng Aaron Dessner yang menggarap album folklore dan evermore (2020), Sounwave, Jahaan Sweet, dan Keanu Beats.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara umum, Midnights berisikan 20 lagu yang disebut Swift lahir dari berbagai keraguan, kegalauan, dan kecamuk emosi yang dirasakan kala tengah malam.

Album Midnights terdiri dari dua versi, standar yang berisi 13 lagu dan 3am yang berisi tujuh tambahan lagu. Istilah "3am" sendiri sering digunakan Swift dalam berbagai lagunya dan merujuk pada banyak momen emosional.

Merangkum berbagai sumber, berikut makna 20 lagu dalam album Midnights karya Taylor Swift.


1.Lavender Haze

Lavender Haze merupakan lagu pembuka Midnights yang mengisahkan perasaan Taylor Swift terhadap kekasihnya, Joe Alwyn. Swift dalam lagu itu, ibarat berterima kasih terhadap Joe yang bersedia menerima dan mampu menghadapi pasang-surut kehidupan Swift.

Taylor mengakui bahwa ia terinspirasi menggunakan istilah Lavender Haze saat menyaksikan Mad Men. Istilah itu populer pada dekade '50-an yang menggambarkan keindahan dimabuk asmara.

Namun pada dekade itu pula, perempuan di Amerika Serikat hanya ditempatkan sebagai warga kelas dua. Kala itu, perempuan dipandang sebagai sosok lemah dan hanya bertujuan sebagai istri dan ibu rumah tangga.

Hal itu yang juga jadi bahan kritikan Taylor Swift dalam lagu ini, ketika ia merasa seolah-olah dituntut untuk menikah hanya karena menjalani hubungan komitmen jangka panjang dengan Joe.

Sementara sebelum bersama Joe, Taylor Swift dicap sebagai playgirl hanya karena tak ada hubungan asmara yang ia jalani bisa bertahan lama.

All they keep asking me
Is if I'm gonna be your bride
The only kinda girl they see
Is a one-night or a wife

...

The 1950s shit they want from me
I just wanna stay in that lavender haze

[Gambas:Youtube]



2. Maroon

Taylor Swift pernah membuat sejumlah lagu yang menggambarkan gelora asmara dan merefleksikan pada sejumlah warna. Misalnya saja Red dalam album Red (2012), dan Daylight dalam album Lover (2019).

Dalam Red, Taylor menggambarkan gelora asmara sebagai "burning red", sedangkan dalam Daylight, ia merefleksikan cinta sebagai "golden". Kini, ia merefleksikan cinta dalam "maroon".

Maroon atau warna merah marun berupa merah dengan campuran cokelat dan gelap merefleksikan kompleksitas dan rasa yang lebih dalam. Hal ini juga yang tercermin dalam lagu Maroon.

Dalam lagu ini pula, Taylor Swift melukiskan kegalauan dan kerumitan sekaligus kebahagiaan yang bercampur dalam rasa cinta itu dengan warna merah lainnya, seperti "scarlet" juga "burgundy".

Dalam lagu ini juga jelas ditampilkan bahwa pasangan pria di lagu ini menginginkan sebuah pernikahan sementara sang perempuan tidak memiliki keinginan yang sama. Kisah yang sama muncul dalam lagu champagne problems (2020).

[Gambas:Youtube]



3. Anti-Hero

Anti-Hero yang merupakan single pertama dari Midnights ini menggambarkan berbagai keresahan, kecemasan, dan refleksi diri Taylor Swift atas segala kesulitan yang ia hadapi dalam hidupnya.

Segala kecemasan dan overthinking itu kerap menghantui dirinya pada tengah malam, yang membuat malam-malam Swift terasa penuh teror dan depresif.

Dalam Anti-Hero ini pula, Taylor Swift merefleksikan dirinya sebagai seorang antihero. Antihero merupakan tokoh utama yang ikut jadi pusat cerita, tapi tidak punya karakter protagonis secara tradisional pada umumnya.

Dalam lagu ini, Swift melihat dirinya penuh dengan kegagalan personal. Sementara itu, ia juga merasa bersalah karena menyadari banyak penggemar dan orang-orang yang perhatian kepadanya tetap mendukung meski ia berulang kali melakukan kesalahan yang sama.

It's me, hi
I'm the problem, it's me
At teatime, everybody agrees
I'll stare directly at the sun, but never in the mirror
It must be exhausting always rooting for the anti-hero

[Gambas:Youtube]



4. Snow On The Beach

Snow On The Beach jadi satu-satunya lagu duet dalam album Midnights. Meski begitu, Lana Del Rey lebih banyak terlibat sebagai salah satu penulis dan backing vocal dari Taylor Swift.

Dalam lagu ini, Taylor dan Lana mengisahkan rasa luar biasa saat menyadari bahwa rasa suka yang dirasakan kepada seseorang bisa terbalas. Walau semula, rasa cinta itu dianggap tak akan berbalas.

Keindahan akan kebahagiaan itu diungkapkan Taylor dan Lana dengan fenomena "snow on the beach", hal yang jarang terjadi walau memungkinkan tapi indah dalam waktu yang bersamaan.

And it's like snow at the beach
Weird, but fuckin' beautiful
Flying in a dream
Stars by the pocketful
You wanting me
Tonight feels impossible
But it's comin' down
No sound, it's all around

Selain itu, Taylor dan Lana merefleksikan keindahan malam-malam cinta berbalas dengan fenomena aurora. Aurora yang juga disebut cahaya utara ini biasa ditemukan di kawasan kutub dan muncul ketika hari sudah gelap.

Konsep aurora ini juga sempat muncul di lagu the lakes dalam album folklore (2020), "I want auroras and sad prose," yang menggambarkan keinginan hidup tenang di tempat yang indah bersama orang yang disayang.

[Gambas:Youtube]



5. You're On Your Own, Kid

Dalam lagu You're On Your Own, Kid, Taylor Swift mengisahkan perjalanan seseorang yang selalu sendirian sejak ia masih belia, berusaha keras mendapatkan perhatian, hingga pada akhirnya ia tetap sendirian.

From sprinkler splashes to fireplace ashes
I waited ages to see you there
I search the party of better bodies
Just to learn that you never cared

Lagu ini memiliki sejumlah referensi dalam kehidupannya, seperti ia menulis lagu di kamarnya, kemudian menampilkan lagu tersebut di hadapan orang lain. Selain itu, lagu ini juga menyinggung gangguan makan yang dialami Swift dalam dokumenter Miss Americana (2020) karena kecemasan yang ia alami.

Namun pada akhir lagu, Taylor Swift memberikan sentuhan indah untuk lagu dengan cerita yang menyedihkan ini. Pada akhirnya, semua yang hilang adalah bayaran untuk yang datang.

I looked around in a blood-soaked gown
And I saw something they can't take away
'Cause there were pages turned with the bridges burned
Everything you lose is a step you take
So, make the friendship bracelets, take the moment and taste it
You've got no reason to be afraid

[Gambas:Youtube]



Lanjut ke sebelah...

Midnight Rain, Question, Vigilante Shit, Bejeweled, Labyrinth, Karma

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER