High Infidelity jadi karya terbaru Swift dan Dessner yang kembali mengisahkan soal ketidaksetiaan setelah banyak tertuang dalam folklore juga evermore.
Lagu High Infidelity mengisahkan perselingkuhan yang dilakukan sebagai buah dari hubungan yang menyakitkan untuk dijalani. Namun dalam lagu ini, sang penutur mengakui bahwa hal itu salah untuk dilakukan.
Dalam lagu ini, Taylor Swift agaknya memberikan sedikit petunjuk jelang perselingkuhan yang ia lakukan untuk lepas dari Calvin Harris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Do you really want to know where I was April 29th?
Do I really have to chart the constellations in his eyes?
You know there's many different ways that you can kill the one you love
The slowest way is never loving them enough
Frasa "April 29th" tampaknya merujuk pada tanggal perilisan This Is What You Came For, lagu yang ditulis oleh Taylor Swift dan Calvin Harris pada 2016.
Lagu tersebut sempat menjadi permasalahan setelah Swift dan Harris putus karena disjoki itu menolak mengakui Swift sebagai penulis lagu, karena saat itu Swift mencantumkan nama lainnya, Nils Sjöberg.
Lagu itu pula rilis beberapa hari sebelum Swift kedapatan berdansa bersama dengan Tom Hiddleston dalam Met Gala 2016 yang digelar 2 Mei. Setelah itu, Hiddleston diketahui berpacaran dengan Swift.
Glitch kembali ditulis oleh Swift dan Antonoff dengan bantuan Soundwave. Lagu ini agaknya mengisahkan soal hubungan Swift dengan Joe Alwyn yang mestinya hanya teman belaka tapi malah menjadi kekasih yang serius.
We were supposed to be just friends
You don't live in my part of town, but maybe I'll see you out some weekend
...
I think there's been a glitch, oh, yeah
Five seconds later, I'm fastening myself to you with a stitch, oh, yeah
Dugaan lagu ini soal hubungan Alwyn dan Swift yang berubah dari temen jadi demen, adalah ketika musisi itu melantunkan jumlah hari yang telah mereka lalui bersama, yaitu 2190 hari alias enam tahun. Swift mulai menjalin asmara dengan Alwyn pada 2016, enam tahun lalu.
Ia pun merefleksikan hubungan tersebut dengan glitch pada sistem komputer, ketika sistem mengalami sebuah kesalahan maka berpeluang untuk "black out" dan "breaking down".
In search of glorious happenings of happenstance on someone else's playground
But it's been two-thousand one-hundred ninety days of our love blackout
(Our love is blacking out)
The system's breaking down
(The system's breaking down)
Lagu ini berparalel dengan lagu Paper Rings dalam album Lover (2019), ketika Swift jatuh cinta dengan Alwyn yang semula hanyalah sebagai teman.
Would've, Could've, Should've dimulai dengan suasana melodi dan instrumen yang mirip dengan single Carolina yang dirilis Swift untuk film Where The Crawdads Sing. Kedua lagu ini pun sama-sama ditulis Swift bersama Aaron Dessner.
Dengan dentuman drum, gitar elektrik, dan suara rendah Swift, lagu Would've, Could've, Should've memiliki citra yang gelap dan suram lantaran berisi refleksi dan penyesalan yang dialami Swift dari hubungan di masa lalu.
Sebagian penggemar meyakini bahwa hubungan masa lalu yang dibahas dalam lagu ini adalah saat ia menjadi kekasih John Mayer. Cerita dari masa itu sebelumnya digambarkan dengan miris dalam lagu Dear John di album Speak Now (2010).
Kala itu, Swift masih berusia 19 tahun sedangkan John Mayer sudah 32 tahun. Perbedaan usia yang jauh ini konon membuat hubungan itu menjadi toksik dan abusif karena timpang.
Dalam lagu Would've, Could've, Should've, Swift melantunkan emosi, penyesalan, trauma atas masa tersebut yang kini dianggap menjadi momok dalam hidupnya.
Apalagi, Swift menegaskan hubungan itu merenggut kegadisannya yang membuat lagu ini menjadi begitu intens.
I would've stayed on my knees
And I damn sure never would've danced with the devil
At nineteen
And the God's honest truth is that the pain was heaven
And now that I'm grown, I'm scared of ghosts
Memories feel like weapons
And now that I know, I wish you'd left me wondering
...
Living for the thrill of hitting you where it hurts
Give me back my girlhood, it was mine first
....
God rest my soul
I miss who I used to be
The tomb won't close
Stained glass windows in my mind
I regret you all the time
I can't let this go
I fight with you in my sleep
The wound won't close
I keep on waiting for a sign
I regret you all the time
Oh, God rest my soul
I miss who I used to be
The tomb won't close
Stained glass windows in my mind
I regret you all the time
I can't let this go
I fight with you in my sleep
The wound won't close
I keep on waiting for a sign
I regret you all the time
Dear Reader menjadi penutup dari keseluruhan koleksi Midnights dari Taylor Swift. Lagu ini menyiratkan narator memberikan nasihat kepada pembaca.
Namun penutur juga menyarankan untuk tidak percaya kepada dirinya karena ia sendiri mengisahkan sebagai sosok yang terisolasi, putus asa, dan meragukan diri sendiri.
Segala keraguan dalam lagu ini, ditambah dengan melodi yang dirancang oleh Swift dan Antonoff menutup Midnights yang penuh dengan keraguan diri, ketidakpercayaan, dan melalui rasa sakit.