Senada dengan pernyataan EB, sutradara Yudi kembali berkomentar dan menekankan gagasan utama yang terdapat pada film orisinalnya, yakni konsep tentang kebangsaan di era Indonesia modern pascakemerdekaan.
Oleh karena itu, pertunjukan silang-media tersebut diharapkan dapat membangkitkan gagasan itu kepada para penonton di generasi saat ini.
"Pertunjukan ini nantinya juga menjadi dialog lintas generasi, yakni generasi 50-an dan juga generasi hari ini," kata Yudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan memang, saya membayangkan akan betapa menyenangkannya jika teman-teman penonton turut mengalami bentuk silang-media itu, dan berhadapan langsung dengan gagasan besar tentang kebangsaan itu," ungkapnya.
Dalam kisah orisinalnya, film Lewat Djam Malam menceritakan seorang bekas pejuang, Iskandar (AN Alcaff) yang pulang kembali berbaur ke lingkungan masyarakat. Ia coba menyesuaikan diri dengan sekitar.
Kisah dimulai ketika Iskandar masuk ke rumah kekasihnya, Norma (Netty Herawati) tepat pada jam malam. Iskandar diceritakan kabur dari pesta yang digelar di rumah Norma, dan menemui sejumlah orang untuk mencari pekerjaan.
Ke mana pun Iskandar pergi, ketika lewat jam malam ia hanya bisa kembali ke rumah Norma, berlindung dari hal-hal buruk yang ia alami di luar rumah.
Film yang telah berusia puluhan tahun ini pernah direstorasi oleh National Museum of Singapore dan World Cinema Foundation, bekerja sama dengan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta.
Kisah film tersebut kini akan hadir dan berdialog secara langsung dalam pertunjukan silang-media Setelah Lewat Djam Malam pada 2-3 Desember 2022 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki.
Tiket pertunjukan silang-media Setelah Lewat Djam Malam dapat dibeli mulai dari harga Rp250 ribu hingga Rp750 ribu.