Jakarta, CNN Indonesia --
KKN di Desa Penari kembali mencetak rekor. Di awal 2023, film tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari 10 juta penonton. Hal itu membuat KKN di Desa Penari menjadi film Indonesia pertama yang meraih angka tersebut.
10 juta penonton juga semakin memantapkan KKN di Desa Penari sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa. MD Pictures selaku rumah produksi mengumumkan capaian tersebut pada Minggu (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"10.000.000++ orang sudah bertemu Badarawuhi!!" tulis MD Pictures di media sosial.
"Terima kasih atas dukungan dan apresiasinya untuk KKN di Desa Penari sehingga film ini menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa."
Angka 10 juta penonton merupakan akumulasi dari banyak versi KKN di Desa Penari yang mulai tayang perdana di bioskop pada 30 April 2022. Awalnya, film ini memiliki dua versi, yakni yang biasa dan uncut.
Kala itu, film tersebut mencetak sejumlah catatan gemilang dimulai menjadi film horor terlaris sepanjang masa, menyalip Pengabdi Setan (2017), dengan penjualan lebih dari 5 juta tiket.
Tak berhenti di situ, dua versi tersebut juga membuat KKN di Desa Penari menjadi film terlaris di Indonesia sepanjang masa dengan penjualan 9.233.847 tiket yang diumumkan pada 15 Juli 2022, saat film itu turun layar.
[Gambas:Instagram]
Namun, jelang 2022 berakhir, MD Pictures merilis satu versi terbaru KKN di Desa Penari dengan durasi sekitar 40 menit lebih panjang dari sebelumnya. Versi extended version itu diberi judul KKN di Desa Penari: Luwih Dono Luwih Medeni.
Penayangan versi itu yang membuat KKN di Desa Penari berhasil menjadi film Indonesia pertama tembus 10 juta penonton. Sebelumnya KKN, film terlaris sepanjang masa di Indonesia dipegang Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 dengan penjualan 6.858.616 tiket.
Pencapaian itu juga menjadi sebuah angin segar sekaligus langkah baru bagi perfilman dan box office Indonesia. 10 juta penonton menjadi titik penting perfilman Indonesia apabila ingin mengejar Korea Selatan yang merupakan pasar internasional keempat terbesar di dunia.
Sejak Dewan Perfilman Korea (KOFIC) berdiri pada 2004, 20 film tercatat berhasil tembus 10 juta tiket.
Posisi pertama ditempati The Admiral: Roaring Currents (2014) dengan penjualan lebih dari 17,6 juta tiket, diikuti film komedi Extreme Job (2019) sekitar 16,2 juta tiket.
Lanjut ke sebelah...
Beberapa film lawas yang juga berhasil tembus 10 juta penonton, seperti King and the Clown (2005) dengan 12,3 juta tiket, Taegukgi (2004) 11,7 juta tiket, Haeundae (2009) dengan 11,3 juta tiket, serta Silmido (2006) 11 juta tiket, dan The Host (2006) 10,9 juta tiket.
Film pemenang Oscar, Parasite, berada di posisi ke-20 dengan penjualan lebih dari 10,3 juta tiket.
Pandemi dalam tiga tahun terakhir berdampak bagi box office dunia, termasuk Korea Selatan. Sejak saat itu hingga akhir 2022, hanya satu film yang berhasil tembus 10 juta penonton, yakni The Roundup (12,6 juta).
Sedangkan di Indonesia pada 2019, tepat sebelum pandemi, industri perfilman sedang menunjukkan tren positif dilihat dari jumlah layar yang terus bertambah dan bisa mendongkrak jumlah penonton.
Per 13 Mei 2019, jumlah layar di dalam negeri tercatat mencapai 1.861 berdasarkan data Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia (GPBSI).
Jumlah itu akan terus bertambah dan menembus 2.000 layar mengingat bioskop Cinema 21 selaku jaringan bioskop terbesar di Indonesia berencana menambah layar hingga 150 sampai akhir 2019.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui indonesia.go.id mengutip Film Indonesia bahwa Indonesia memiliki 2.145 layar dari 517 bioskop pada 2020. Angka itu meningkat 1,7 persen dan 1,8 persen dari tahun sebelumnya.
Pada tahun yang sama, meski pandemi mulai menyerang, banyak film Indonesia yang berhasil tembus di atas 1,5 juta bahkan di atas 1,7 juta penonton.
Daftar tersebut didominasi film horor, seperti Qodrat, The Doll 3, Ivanna, Pengabdi Setan 2 hingga KKN di Desa Penari yang tembus 10 juta penonton.
Film bergenre drama seperti Miracle in Cell No. 7, Ngeri Ngeri Sedap, Sayap Sayap Patah dan Kukira Kau Rumah juga berhasil tembus sedikitnya 2,2 juta penonton.
[Gambas:Video CNN]
Pada 2018, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Ricky Pesik kepada CNNIndonesia.com mengatakan angka 2.000 layar menjadi penting bila Indonesia ingin memiliki industri perfilman yang dipandang.
"Menurut saya, tembusnya jumlah layar di atas 2.000 akan menembus angka psikologis box office. Jumlah layar itu akan menentukan jumlah box office. 2.000 layar itu kalau mau 10 juta penonton seperti di Korea Selatan, itu ada di angka 2.300-2.500 layar," kata Ricky.
"Box office Indonesia ke sana."
Indonesia sendiri menurut laporan Motion Pictures Association of America (MPAA) sudah tergolong sebagai pasar film internasional yang besar.
Menurut laporan MPAA pada 2018, Indonesia berhasil membukukan pendapatan sekitar US$400 juta sehingga kembali menempati posisi 15 besar di pasar internasional.
Capaian tersebut bertambah sekitar US$100 juta atau Rp1,4 triliun dibandingkan pada 2017, yang saat itu Indonesia menempati posisi ke-16 dalam 20 besar dalam pasar internasional.