Jakarta, CNN Indonesia --
Permasalahan bisnis antara SM Entertainment dan Lee Soo-man semakin rumit. CEO SM Entertainment Lee Sung-soo atau Chris Lee pada Kamis (16/2) mengunggah video yang berisikan tudingan mengenai Lee Soo-man.
Salah satu tudingan yang disampaikan adalah Lee Soo-man masih memiliki 'paper companies' di luar negeri yang membuatnya masih bisa mengumpulkan cuan meski tak lagi terlibat dalam SM Entertainment.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paper company merupakan istilah untuk perusahaan yang tak beroperasi dan dibuat hanya untuk transaksi keuangan. Sedangkan bisnis yang dimaksud Lee Sung-soo adalah CT Planning Limited (CTP) yang berbasis di Hong Kong.
"Pada 2019, Lee Soo-man mendirikan CT Planning Limited, perusahaan di Hong Kong tang didirikan sekitar US$1 juta dari uang pribadi Lee Soo-man," kata Lee Sung-soo dalam video itu.
Lee Sung-soo mengklaim CTP hanya versi luar negeri dari bisnis konsultasi Lee Soo-man di Korea, Like Planning, yang menerima sekitar 149 miliar won dari SM Entertainment sejak didirikan 22 tahun lalu.
Ia menyoroti kerja sama SM Entertainment bersama S.M. Entertainment Beijing Co., LTD, Capital Records dan Warner Records untuk distribusi global musik WayV, SuperM dan aespa.
Namun, di tahun yang sama hadir CTP yang disebut Lee Sung-soo membuat Lee Soo-man masih bisa mengumpulkan keuntungan.
"Yang menarik adalah pihak ketiga CT Planning Limited membuat sebuah kelainan struktur kontrak distribusi global meski SM Entertainment memproduksi semua konten global untuk WayV, SuperM dan aespa."
"Jika ini kontrak distribusi biasa, SM Entertainment dan perusahaan mitranya akan secara langsung menghitung keuntungan kedua belah pihak, kemudian berdasarkan pembagian keuntungan yang diterima SM Entertainment, Lee Soo-man akan mendapatkan 6 persen dari biaya produksi melalui Like Planning di dalam negeri."
"Tetapi Lee Soo-man telah menandatangani kontrak terpisah dengan semua perusahaan terlibat supaya bisa mengklaim enam persen sebelum keuntungan dihitung dan didistribusikan ke SM Entertainment dan perusahaan mitra," kata Lee Sung-soo.
Lanjut ke sebelah...
[Gambas:Video CNN]
Dalam video tersebut, Chris Lee kemudian menyinggung permasalahan yang pernah terjadi antara SM Entertainment dengan Like Planning berkaitan dengan pajak.
"Bukankah dia melakukan itu agar terhindar dari Internal Revenue Korea? Kontrak SM Entertainment dan Like Planning dianggap tak sah pada 2014 dan 2021 oleh Layanan Pajak Nasional Korea," tutur Chris Lee.
"Hal itu mengakibatkan SM Entertainment membayar triliunan won untuk pajak balik."
Kondisi itu yang kemudian membuat Lee Sung-soo menuding Lee Soo-man menghindari pembayaran pajak dan terus mendapatkan untung melalui perusahaannya di luar negeri.
Ia menyoroti kerja sama CTP dengan SM Entertainment dan banyak perusahaan distribusi lainnya masih berlaku hingga saat ini meski hubungan dengan Like Planning telah diputus akhir 2022.
"Saya yakin struktur aneh melalui perusahaan luar negeri ini mungkin ditujukan untuk menghindari pengawasan dari Layanan Pajak Nasional," kata Lee Sung-soo seperti diberitakan Yonhap, Kamis (16/2).
"Saya ingin tahu apakah ini kasus tipikal penggelapan pajak di luar negeri? Karena CTP mengambil enam persen dari setiap label terlebih dahulu. Potongan milik CTP dua kali lebih besar dari Like Planning."
Pada 2021, SM Entertainment dan Lee Soo-man diwajibkan membayar 20 miliar won kepada pemerintah setelah sempat dilakukan penyelidikan oleh Layanan Pajak Nasional. Pemeriksaan dilakukan atas kecurigaan penggelapan pajak.
SM Entertainment kala itu membantah tudingan dan menyatakan mematuhi audit pajak reguler. Namun, kantor pajak menemukan transaksi yang tak biasa hingga muncul kabar ada informasi keuangan yang dihilangkan selama transaksi dari perusahaan ke perusahaan.
[Gambas:Video CNN]
Pada 2014, seperti diberitakan Korea Herald, Lee Soo-man juga pernah diperintahkan membayar lebih dari 10 miliar buntut dugaan penggelapan pajak melalui paper companies di Hong Kong.
Hingga kini, Lee Soo-man tak pernah memberikan komentar soal permasalahannya dengan SM Entertainment. Ia hanya pernah buka suara melalui firma hukumnya setelah mengetahui kemitraan SM Entertainment dengan Kakao.
Setelah itu, ia memilih tutup mulut, termasuk ketika muncul ke publik beberapa waktu lalu bersama Kim Min-jong, artis senior SM, untuk menghadiri Korea-Mongolia Business Forum atas undangan Perdana Menteri Mongolia Luvsannamsrain Oyun-Erdene.
Berdasarkan pemberitaan media lokal, Lee Soo-man kala itu diberondong pertanyaan soal permasalahan manajemen di SM Entertainment. Namun, ia memilih tutup mulut dan terus berjalan menuju dining hall.
[Gambas:Youtube]