Bos HYBE Bang Si-hyuk blak-blakan mengenai tudingan monopoli industri K-pop usai perusahaannya menjadi pemegang saham terbesar SM Entertainment dengan membeli 14,8 persen milik Lee Soo-man.
Dalam wawancara bersama Richard Quest CNN, Jumat (3/3), Bang Si-hyuk turut menyoroti kabar pembelian saham tersebut berpotensi menyebabkan oligopoli atau memengaruhi harga pasar industri K-pop.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama-tama, keliru jika mengatakan kami ingin mengambil alih perusahaan keseluruhan. Banyak informasi keliru yang beredar di luar sana," kata Bang Si-hyuk, dalam video yang diunggah pada Jumat (3/3).
"Ada orang mengatakan itu akan buat oligopoli serius di pasar musik. Tapi Anda perlu analisis di mana musik dijual," tuturnya.
Ia mencontohkan kondisi di mana karya artis lebih banyak dijual di Korea, tanpa menghitung semua pemesanan dari pasar internasional serta agensi-agensi yang membantu pembelian.
"Dengan semua CD yang dijual di Korea, menggabungkan SM dan HYBE sangat sulit bagi kami untuk memonopoli pasar. Lagian, industri Kpop bukan hanya tentang CD. Banyak spin-off industri berbeda, seperti digital, konser, dan merchandise," Bang Si-hyuk menegaskan.
Dalam kesempatan itu, Bang Si-hyuk juga menyoroti tudingan dari manajemen SM Entertainment bahwa pembelian saham itu bentuk hostile deal HYBE dan Lee Soo-man.
Hostile deal adalah pengambilalihan atau akuisisi paksa satu perusahaan oleh perusahaan lain dengan langsung berkomunikasi langsung dengan pemegang saham perusahaan target.
"Saya percaya sangat penting untuk mengklarifikasi istilahnya terlebih dahulu," kata Bang Si-hyuk.
"Kami mengambilalih saham mereka dengan persetujuan pemegang saham utama melalui proses hukum. Jadi, saya kira itu propaganda dengan menyebutnya sebagai hostile deal."
Ia bahkan 'menyerang' balik manajemen SM Entertainment yang sejak awal hingga kini mengkritisi pembelian saham Lee Soo-man oleh HYBE.
"Sebaliknya, menurut saya adalah masalah serius bahwa manajemen ingin menjalankan perusahaan terdistribusi sesuai keinginan mereka tanpa pemegang saham utama."
Sebelumnya, HYBE menyelesaikan akuisisi saham 14,8 persen Lee Soo-man atas SM Entertainment. SM Entertainment menilai pembelian saham itu merupakan upaya akuisisi paksa dari HYBE.
Sejak menjadi pemegang saham terbesar, HYBE sudah membuat media sosial baru yakni SM with HYBE pada Kamis (2/3).
Akun tersebut tampaknya dibuat sebagai tanggapan langsung terhadap video tim eksekutif SM Entertainment saat HYBE bersaing untuk mendapatkan hak suara dari pemegang saham minoritas di SM Entertainment jelang rapat pemegang saham umum label tersebut.
Setelah memegang 14,8 persen saham SM Entertainment, HYBE dikabarkan berusaha mengakuisisi 40 persen saham di SM melalui pertemuan pemegang saham tahunan yang dijadwalkan pada 31 Maret.