Jakarta, CNN Indonesia --
Travis Japan telah menyelesaikan konser debut setelah menyambangi lima kota untuk total 23 pertunjukan. Kini, mereka siap untuk melanjutkan aktivitas mereka sebagai idol group.
Ketujuh anggota idol group ini siap terbang kembali ke Washington DC lalu ke Sapporo untuk menjadi salah satu penampil di dua acara berbeda. Saat ditemui di kawasan Shibuya, Tokyo, Jepang, Travis Japan juga membeberkan impian masing-masing di masa depan.
Berikut perbincangan CNNIndonesia.com dengan Travis Japan. Jawaban mereka telah disesuaikan agar lebih mudah dipahami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah konser berakhir, kalian bakal tampil di Cherry Blossom Festival 2023 dan ini pertama kalinya kalian mengunjungi Washington DC. Bagaimana perasaan kalian?
Umi: Kalau saya sendiri, saya ingin mengunjungi Gedung Putih karena saya belum pernah ke sana maupun Washington DC. Saya tidak tahu seperti apa di sana, seperti aroma dan kepribadian orang-orangnya. Saya tidak sabar ke sana, saya ingin bertemu orang-orang yang tinggal di sana.
Noel: Kami tidak benar-benar bisa membayangkannya karena ini pertama kalinya kami ke sana. Sebenarnya ada yang sudah pernah ke New York.
Chaka: (New York ke Washington DC) itu dekat sih, tapi cuma di peta hahaha.
Shime: Butuh waktu lima jam (perjalanan darat) dari New York ke DC.
Itu jauh, lho...
Noel: Itu jauh. Kalau lima jam, sih, kami bisa sampai ke Indonesia hahaha.
Sayangnya enggak bisa, Noel. Dari Indonesia ke Jepang butuh delapan jam perjalanan udara.
Bisa kasih sedikit petunjuk seperti apa penampilan yang akan kalian bawakan di festival tersebut?
Chaka: Saya ingin membawakan sesuatu yang dicampur dengan budaya Jepang. Bakal ada cita rasa Jepangnya gitu. Saya ingin menunjukkan kepada orang-orang yang datang tentang apa yang menarik dari Jepang. Tapi, saya tidak tahu hasilnya bakal seperti apa.
Noel: Kami sudah menyusun setlist-nya. Kami tidak punya waktu untuk latihan karena besok kami masih ada konser. Setelah itu barulah kami bisa latihan.
Saat wawancara ini berlangsung, Travis Japan masih punya sisa konser di Pia Arena MM, Yokohama.
Shime: Yang pasti kami bakal menyanyi dan menari.
Lanjut ke sebelah...
Setelah festival, beberapa hari kemudian kalian bakal tampil di Sapporo. Kalian lelah enggak, sih, pulang pergi gitu?
Umi: Iya! Hahaha.
Noel: Biasalah...
Siapa yang biasanya kena jet lag? Kayaknya Umi, ya?
Umi: Iya! Biasanya saya kena jet lag ketika pulang-pergi AS dan Jepang. Saya rasa ketika pulang dari Washington DC ke Jepang bakal lebih gampang (menangani jet lag), tapi pergi ke DC-nya itu yang sulit.
Genta: Saya juga pernah jet lag...
Umi: Muka lo aneh hahaha.
Genta menunjukkan ekspresi wajah yang aneh saat membicarakan jet lag yang dia alami.
Bagaimana cara kamu menghilangkan jet lag-nya, Genta?
Umi: Minum alkohol?
Genta: Betul. Mabok berat.
Biar tidurnya lebih gampang, ya?
Genta: Iya!
Omong-omong, masing-masing dari kalian masih punya impian yang ingin dicapai?
Shizu: Saya ingin bikin koreografi. Jika kami diberi kesempatan merilis lagu baru, saya ingin mengambil alih koreografinya.
Noel: Tolong, ya.
Shizu: Baiklah!
Chaka: Saya ingin sering tampil di TV. Bareng grup juga...
Noel: Saya... Ketika dia bilang "saya", itu maksudnya Travis Japan.
Chaka: Hehehe. Bukan cuma saya sendiri, tapi bareng member lainnya juga.
Machu: Saya ingin menciptakan merek fesyen sendiri.
Umi: Wow! Kamu bisa menghasilkan banyak duit!
Machu, gandeng Genta jadi rekan bisnismu!
Yang tidak tergambar dari momen ini, Genta mengajak Machu salaman, tapi diselak oleh Noel. Chaka lalu menyanyikan Kimi Dake ni yang dipopulerkan Shonentai karena itu lagu unit Noel dan Genta di konser debut.
Umi: Kalau saya ingin membuka kanal YouTube buat game seperti Ryosuke Yamada.
Ryosuke Yamada dari HEY! SAY! JUMP memiliki kanal YouTube sendiri bernama LEO's Playground yang berisi aktivitas gaming-nya.
[Gambas:Video CNN]
Umi: Selain itu, aku juga ingin menjadi duta merek fesyen, seperti Celine, Cartier, dan Chrome Hearts. Saya sangat suka merek-merek ini karena sering beli pakaian mereka. Jadi, saya ingin jadi model dan duta merek.
Shime: Kalau saya ingin bikin merek skin care dan kecantikan.
Umi: Hah? Ini pada mau bikin perusahaan sendiri?
Semua: Bubar, dong? Hahaha.
Shime: Bukan gitu. Kalau jadi "wajah" dari merek ini, nanti bakal banyak yang lihat (iklannya). Jadi, saya pengin seperti itu.
Lanjut ke sebelah...
Noel: Saya punya banyak hobi, seperti berkemah, main gim atau board game. Sekarang itu cuma sekadar hobi, tapi saya ingin membawanya ke level selanjutnya. Saya ingin menjadikan hobiku sebagai pekerjaan, seperti dengan majalah kemah, gim, atau pop culture lainnya. Saya ingin hobi itu merambah ke area baru.
Chaka: Bikin perusahaan perkemahan sendiri hahaha.
Umi: Keren juga ya kita pada mau bikin perusahaan sendiri. Ada perusahaan fesyen, perkemahan, skin care...
Machu: Nanti saya yang bikin pakaian kemahnya.
Semua: Hahaha!
Genta: Kalau gitu saya bikin travel agent.
Chaka: 'Kan repot...
Genta: Tapi, saya jadi bisa belajar banyak budaya negara lain. Jadi, jika pergi ke negara lain, saya bisa menyerap ilmu dari budaya negara itu.
Selain itu, saya masih ingin mencoba menjadi aktor. Terus, bikin agensi aktor...
Chaka: Agensi? Enggak juga enggak apa-apa, lho. Kayaknya mending jadi aktor saja, deh.
Setelah selesai konser, lalu ke Washington DC dan Sapporo, apa langkah Travis Japan selanjutnya?
Noel: Merilis lagu-lagu baru. Sejauh ini kami cuma punya satu lagu, JUST DANCE!. Jadi, kami harus merilis lagu baru. Kami ingin menyebarluaskan nama Travis Japan tidak hanya di Jepang, tapi juga dunia.
Untuk mewujudkannya, kami harus merekam dan merilis lagu baru. Impian kami tahun ini juga untuk merilis album.
Sejauh ini kalian cuma punya single digital, yaitu JUST DANCE!. Kalian punya keinginan enggak, sih, untuk merilis single atau album secara fisik?
Umi: Iya, tentu saja.
Genta: Kami menginginkan dua-duanya, rilis secara fisik dan digital.
Saya rasa para penggemar pasti ingin kalian mengeluarkan rilisan secara fisik...
Noel: Suatu saat kami bakal merilis CD atau album secara fisik untuk pasar domestik. Karena, ketika kami merilis secara fisik, penggemar di luar negeri tidak bisa membelinya. Makanya itulah alasan kami merilis lagu secara digital.
[Gambas:Video CNN]
Chaka: Yang paling penting itu bisa menggapai seluruh dunia. Rilis digital membantu hal itu, tapi keinginan terbesar kami tetap rilisan fisik.
Machu: Soalnya saya juga ingin memajang rilisan fisik di rumah.
Noel: Sejauh ini kami punya 16-17 lagu berbahasa Jepang dan itu sulit dipahami bagi orang-orang di luar negeri.
Tapi, kami juga ingin orang-orang di seluruh dunia mendengarkan lagu-lagu kami yang berbahasa Jepang karena itulah J-pop. Kami ingin menyebarkan J-pop ke seluruh dunia.
Jadi, kalian bakal memasukkan lagu zaman junior atau lagu-lagu baru berbahasa Inggris ke dalam album?
Noel: Kami ingin keduanya.
Chaka: Kami sedang mendiskusikannya dengan label dan agensi.