Ribuan penggemar KPop menandatangani petisi yang meminta Hyundai mundur dari perjanjian dengan Adaro terkait rencana penggunaan batu bara. Perjanjian itu berkaitan dengan proyek pembangunan PLTU batu bara sebesar 1,1 GW di Kalimantan Utara.
Kampanye bertajuk Hyundai, Drop Coal tersebut diinisiasi oleh penggemar KPop yang tergabung dalam KPOP4PLANET. Mereka juga mengajak ARMY karena grup idola mereka, BTS, merupakan brand ambassador mobil listrik Ioniq EV milik Hyundai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hyundai adalah salah satu merek yang kita pikirkan ketika mendengar kalimat 'kendaraan ramah lingkungan,' terutama setelah idola kami menjadi representasi dan secara aktif membicarakan merek tersebut," ujar aktivis KPOP4PLANET Nurul Sarifah dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (28/3).
"Itulah mengapa kami mendorong Hyundai untuk menjalankan prinsip mereka dan mundur dari proyek yang tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga merugikan masyarakat lokal," lanjutnya.
Dalam penyataan tersebut, kampanye KPOP4PLANET itu menentang rencana Hyundai menggunakan alumunium dari smelter Adaro untuk produksi mobil.
Pihak Adaro disebut mengklaim smelter itu ramah lingkungan karena akan menggunakan PLTA dari sungai Kayan. Namun berdasarkan jadwal proyek, PLTA itu baru akan tersedia pada 2029.
KPOP4PLANET lalu menduga smelter Adaro masih akan bergantung kepada batu bara tahap pertama. Padahal, Hyundai Motor Company pada 2021 lalu pernah berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon dalam operasi global.
Perusahaan otomotif asal Korea itu juga sempat menyatakan rencana beralih dari energi fosil untuk mencapai target karbon netral pada 2045.
![]() |
Dengan demikian, KPOP4PLANET bersama ARMY meminta Hyundai untuk mundur dari perjanjian tersebut. Mereka juga meminta perusahaan itu agar mengungkapkan sumber energi yang dipakai untuk produksi.
Surat terbuka dan petisi yang dirilis melalui situs kpop4planet.com itu pun mendapat sorotan penggemar BTS maupun KPop secara umum. Hingga saat ini, sudah ada hampir 10 ribu orang yang berpartisipasi dalam petisi tersebut.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pada Selasa (28/3) pukul 13.15 WIB, petisi itu sudah diteken oleh 9.967 orang. Petisi tersebut juga terpantau terus mengalami peningkatan dengan target 10 ribu tanda tangan.
Isu ini juga mendapat perhatian dari penggemar KPop lain di luar ARMY. Salah satunya Inez, seorang penggemar Girls' Generation alias SONE yang mengaku kecewa ketika melihat berita tentang keterlibatan Hyundai dalam penggunaan batu bara.
Inez mengaku berharap Hyundai mau menimbang ulang kerja sama dengan Adaro agar tetap konsisten dengan komitmen ramah lingkungan yang selama ini dinyatakan.
"Saya selalu mengira Hyundai adalah merek yang peduli dengan lingkungan tapi saya terkejut
dan kecewa ketika melihat berita tersebut," kata Inez.
"Saya berharap Hyundai akan mempertimbangkan kembali kerjasama dengan Adaro dan kembali ke komitmennya untuk memproduksi kendaraan ramah lingkungan," lanjutnya.
Adaro membantah anggapan bahwa mereka dan Hyundai bekerja sama dalam proyek pembangunan PLTU. Menurut pernyataan dari Adaro yang diterima CNNIndonesia.com, kedua perusahaan itu bekerja sama hanya dalam produksi dan pasokan alumunium.
"Jadi Adaro Minerals dan Hyundai Motor Company menandatangani nota kesepahaman untuk menjamin pasokan aluminium yang stabil di tengah peningkatan permintaan untuk manufaktur otomotif serta membangun sistem yang komprehensif dan kooperatif untuk produksi dan pasokan aluminium," kata Head of Corporate Communications Adaro Minerals Febriati Nadira saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
CNNIndonesia.com juga telah menghubungi Hyundai Indonesia untuk meminta tanggapan atas kampanye tersebut. Namun hingga berita ini dirilis, pihak Hyundai belum memberikan tanggapan atau keterangan resmi.