Performa itu semakin padu dengan performa Laudya Cynthia Bella sebagai Sitti Raham, sang istri. Keberadaan Laudya menawarkan suasana yang meneduhkan di tengah perjalanan Buya Hamka sebagai ulama dan pejuang yang menggebu-gebu.
Namun sayang, film itu justru agak kedodoran dalam segi penulisan cerita. Gaya bercerita Buya Hamka yang lompat dari satu momen penting ke momen lain meninggalkan kesan kurang mulus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemasan ceritanya seolah terasa tergesa-gesa karena harus mencakup berbagai jejak sejarah sang cendekiawan. Imbasnya, tidak ada kesan mendalam terhadap peristiwa-peristiwa penting yang dialami Buya Hamka.
Penonton seperti hanya diajak menapaki babak demi babak kisah Buya Hamka dalam periode tahun tertentu, tanpa ada benang merah yang kuat di dalamnya.
Padahal, film tersebut sudah cukup proporsional dalam mengadaptasi kisah hidup Buya Hamka, sehingga tidak terlalu hiperbolis.
Perjalanan Buya Hamka kemudian baru memikat secara emosi menjelang sepertiga akhir film, ketika sudah tak ada banyak 'time jump' dari satu momen ke momen lainnya.
![]() |
Kembali ke urusan teknis, ada sedikit catatan minor dari segi scoring musik yang tampak dirasakan banyak penonton.
Meski berhasil menyempurnakan suasana setiap adegan, ada beberapa bagian dalam film yang saya rasa tidak butuh scoring terlalu megah. Hal itu membuat iringan musik seolah menjadi sia-sia karena tidak memiliki esensi yang kuat.
Namun secara keseluruhan, Buya Hamka tetap patut menjadi film biopik lokal yang layak diperhitungkan. Film ini juga masih menyisakan dua bagian lanjutan yang akan mengisahkan masa tua dan masa muda Haji Abdul Malik Karim Amrullah ini.
Studio masih punya waktu untuk mendengar reaksi penonton dan melakukan evaluasi. Jika ada perbaikan, maka film ini bisa menjadi seri biopik yang hasilnya selaras dengan biaya produksi.
Buya Hamka juga bisa menjadi opsi alternatif yang layak tonton di tengah gempuran film horor di bioskop selama musim libur Lebaran. Suasana Lebaran yang erat dengan keluarga sesuai dengan kisah sang cendekiawan yang sarat nilai luhur tapi tetap menghibur.