CEO TEM Presents Samantha Tzovolos menjelaskan keputusan konser Coldplay digelar pada Rabu bukan hanya berdasarkan keinginan promotor.
Namun, promotor juga harus menyesuaikan dengan slot yang disediakan oleh manajemen Coldplay. Ia menyebut hal itu wajar saat sebuah kota mengadakan konser yang menjadi bagian dari rangkaian tur musisi internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itulah tur. Memang seperti itu cara kerja tur di industri ini," ucap Samantha dalam kesempatan yang sama.
"Ketika mereka mengatakan ini adalah satu-satunya hari yang tersedia, kami tidak berpikir panjang soal urusan hari. Kami hanya menyepakati itu," lanjutnya.
Harry Sudarma mengungkapkan konser bertajuk Music of the Spheres World Tour itu akan berlangsung di atas panggung yang megah.
Meski belum ada detail mengenai desain panggung, Harry yakin konser tersebut akan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
"Pastinya desain tata panggung yang sangat megah akan ada," ucap Harry.
"Detail yang sangat spesifik memang masih dalam proses diskusi. Tapi kami cukup yakin ini akan menjadi salah satu konser terbesar di Indonesia... Ini akan bersejarah," sambungnya.
Harry memastikan isu lingkungan sudah dibahas oleh promotor bersama manajemen Coldplay. Bukan hanya masalah lingkungan, promotor juga menyiapkan juru bahasa isyarat agar konser menjadi semakin inklusif.
"Banyak hal yang sangat diperhatikan dan sangat dijunjung dari band yang juga mesti harus kami hargai," ucap Harry.
"Termasuk komponen sustainability, inclusivity, kami sudah bicara bahkan tentang penyediaan juru bahasa isyarat untuk konser," lanjutnya.
Dalam hal lingkungan, Harry menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengurangi jejak karbon. Inisiatif itu diterapkan dengan memakai logistik yang sama sepanjang MOTSWT di seluruh dunia.
Langkah itu diklaim berhasil mengurangi jejak karbon hingga lebih dari 50 persen. Mereka juga akan menerapkan sejumlah inisiatif berkaitan dengan pengolahan sampah maupun makanan.