Cerita Juang Ngurah Rai dalam Gaya Berbeda di Prosa Gerilya

CNN Indonesia
Sabtu, 20 Mei 2023 04:50 WIB
Kisah perjuangan pahlawan nasional asal Bali, I Gusti Ngurah Rai, coba dilukiskan kembali dengan gaya berbeda dalam buku bartajuk Prosa Gerilya.
Kisah perjuangan pahlawan nasional asal Bali, I Gusti Ngurah Rai, coba dilukiskan kembali dengan gaya berbeda dalam buku bartajuk Prosa Gerilya. (dok. Proxy Media)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kisah perjuangan salah satu pahlawan nasional asal Bali, I Gusti Ngurah Rai, coba dilukiskan kembali dengan gaya berbeda dalam buku bertajuk Prosa Gerilya karya Andre Syahreza.

Buku rilisan Proxy Media ini mengisahkan perjalanan gerilya Ngurah Rai dengan upaya pendekatan "rasional". Andre berusaha membingkai Ngurah Rai sebagai pribadi biasa agar dapat diterima dengan pembaca era kiwari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andre juga mencoba bereksplorasi dengan gaya penulisan demi mencampurkan gaya buku sejarah, sastra, dan cerita wisata. Ia sendiri enggan menempatkan buku ini dalam genre tertentu.

"Buku ini saya tulis dengan semangat eksplorasi yang membaurkan batasan-batasan antara deskripsi, narasi, dan argumentasi," kata Andre dalam pernyataan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (19/5).

"Saya tidak pernah percaya pada pengotak-ngotakan genre penulisan. Nantinya, pembaca akan menentukan sendiri apakah ini sebuah karya sastra, cerita wisata, atau referensi sejarah," lanjutnya.

Prosa Gerilya berisi perjalanan penulis dalam menyusuri jalur gerilya yang dilewati I Gusti Ngurah Rai bersama lebih dari 1.500 pejuang di Bali pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 1946.

[Gambas:Video CNN]



I Gusti Ngurah Rai merupakan pejuang dan tokoh militer asal Bali yang terlibat pada masa Perang Kemerdekaan. Ia dikenal sebagai pendiri dan panglima pertama satuan angkatan bersenjata Republik Indonesia di Sunda Kecil, yang kini dikenal sebagai Bali dan Nusa Tenggara.

Di kawasan tersebut, I Gusti Ngurah Rai memimpin langsung perlawanan bersenjata anti-Belanda di Bali. Namun ia gugur pada November 1946 dalam pertempuran melawan Belanda di dekat Desa Marga, Bali.

Dalam Prosa Gerilya, Andre mengakui semula ingin membuat kisah ini dengan gaya biografi. Namun dalam perjalanan penulisannya, ia menemukan banyak keterkaitan sejarah yang ia anggap bisa ditulis mengiringi kisah I Gusti Ngurah Rai.

"Relevansi itu berkaitan dengan Bali hari ini. Karena itu, buku ini bukan saja bercerita tentang Ngurah Rai, tapi juga tentang masa lalu Bali yang jarang dikenali di masa kini," tulisnya.

Selain menulis soal perjalanan perjuangan gerilya I Gusti Ngurah Rai dalam buku ini, Andre juga mewawancarai sejumlah tokoh masyarakat, seperti Bupati Badung, Panglima Kodam IX Udayana, dan Wakil Gubernur Bali.



Prosa Gerilya merupakan buku keempat Andre Syahreza setelah 13 tahun rehat dalam menulis buku. Sebelum ini, ia menulis sejumlah buku di antaranya biografi Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa dan Panglima Kodam III Siliwangi Mayjen Nugroho Budi Wiryanto.

Sebelum jadi penulis buku, Andre Syahreza pernah bekerja sebagai jurnalis di Bali Post dan TEMPO. Ia juga pernah menjadi editor majalah djakarta! dan tulisannya di majalah itu dikumpulkan dalam sejumlah buku.

Andre Syahreza juga pernah diundang ke Belanda untuk meneliti sejumlah karya sastra Indonesia bertemakan Politik Warisan oleh The Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies.

(end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER