REVIEW KONSER

Silang Karya Tak Sederhana dalam Konser Rimpang Efek Rumah Kaca

Mohammad Farras Fauzi | CNN Indonesia
Jumat, 28 Jul 2023 19:40 WIB
Review konser Rimpang Efek Rumah Kaca: ERK masih memberikan formula serupa yang selalu hadir dalam pertunjukan mereka.
Foto: CNN Indonesia/ Adi Ibrahim
4
Meskipun tatanan suara di konser Rimpang tak begitu bertenaga, ERK berhasil menyuguhkan set yang menggambarkan album itu.

Beberapa menit kemudian, keempat personel ERK kembali naik ke panggung utama untuk bersiap menuju sesi kedua yang mereka namai dengan Sesi Menjalar.

Pada sesi ini, ERK memilih membawakan nomor-nomor yang jauh lebih familier, seperti Seperti Rahim Ibu, Jatuh Cinta Biasa Saja, hingga Hujan Jangan Marah yang dibawakan bersama penyanyi muda Ghandie asal Surabaya.

Ketiga lagu itu menyajikan koor gemilang antara ERK dan penonton. Ini menjadi pengantar menuju momen mengharukan kala mantan bassist Adrian Yunan dituntun naik ke atas panggung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan pemain bas yang mengalami kebutaan parsial dan tak bisa melanjutkan kiprah di ERK itu datang untuk menyanyikan lagu Putih. Meski berdurasi nyaris 10 menit, penonton tampak tetap khidmat mengiringi Adrian menyanyikan dengan lirih nomor kelima album Sinestesia itu.

Dalam Sesi Menjalar, ERK menyisipkan nomor-nomor andalan dari album self-titled, Kamar Gelap, dan Sinestesia secara bergantian.

Sesi ini sekaligus membawa lebih banyak kolaborator yang bikin panggung penuh rona ERK makin ramai. Salah satunya, Anda Perdana yang membawakan lagu Desember dengan hangat dan jenaka.

Penampilan Efek Rumah Kaca dalam konser bertajuk Rimpang di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Kamis (27/7/2023). (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)Review Konser Rimpang: Namun memang hanya mereka penggemar sejati ERK rela menempuh 'ketidaksederhanaan' di awal untuk melihat idolanya naik panggung. Setidaknya ada 3.000 orang berkhidmat melihat aksi manggung intim Cholil Mahmud cs. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)

Alih-alih menggunakan gitar akustik kebanggaan, salah satu pencipta lagu latar film Ada Apa Dengan Cinta? itu menggunakan gitar bas untuk mengawali nyanyian romansa musim hujan pada lagu tersebut.

Hal serupa juga terjadi kala solois R&B Sivia Azizah naik panggung membawakan Sebelah Mata. Kesan lirih dan tak berdaya dalam lagu ini mendadak digubah jadi dancy untuk mengakomodir gaya vokal Sivia yang penuh lekukan bertenaga.

Menjelang akhir set, nomor segala umat Cinta Melulu menjadi syahdu berkat kehadiran kelima personel The Adams yang bernyanyi tanpa instrumen mereka.

Refrain "lagu cinta melulu, kita memang benar-benar Melayu, suka yang sendu-sendu" disajikan dalam versi akapela oleh The Adams, sehingga mempertebal kesan mendayu dari lagu tersebut.

Di sisa Sesi Menjalar, sejumlah track andalan seperti Balerina, Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa, Di Udara, hingga Merdeka jelas memberikan kepuasan berharga bagi para penonton setia ERK.

Kenakalan Remaja di Era Informatika pun dipilih menjadi penutup yang bertenaga, meninggalkan kesan menyenangkan sebagai bekal pulang para pemirsa.



Selama nyaris tiga jam dalam dua sesi terpisah, ERK masih memberikan formula serupa yang selalu hadir dalam pertunjukan mereka: menuntun benak menuju daya jelajah yang berbeda.

Pengalaman itu diperkuat lewat sisi kolaboratif yang diperkaya, membuat peran antar seniman jadi begitu penting dalam penyajian sebuah karya.

Meskipun tatanan suara di konser Rimpang semalam tak begitu bertenaga, ERK berhasil menyuguhkan set yang menggambarkan album itu. Rimpang yang telah mengakar kuat kini makin menjalar dengan keterlibatan seniman lain melalui silangan karya tepat guna.

(end)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER