Mesin para penonton rasanya sudah cukup panas saat AKG menapaki nomor berikutnya, yakni Rewrite dan Easter. Mereka begitu menggebu-gebu saat chorus kedua lagu tersebut dinyanyikan Masafumi Gotoh.
Penonton dalam konser ini bak most valuable player (MVP) yang berperan penting dalam menghidupkan suasana. Mereka ikut bernyanyi dan berlompat ria dengan totalitas yang layak diacungi jempol.
"Terima kasih! Kami Asian Kung-Fu Generation. Doumo arigatou!" ucap Gotoh usai empat lagu pertama selesai dibawakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak banyak perbincangan yang terjadi sepanjang konser AKG di Jakarta. Para personel hanya beberapa kali berterima kasih, hingga sesekali mengungkapkan kesan mereka dalam bahasa Jepang.
"Saya sangat senang bisa bertemu dengan para penggemar Indonesia yang banyak ini," ucap Masafumi Gotoh. "Kami selalu tahu kami punya banyak penggemar di Indonesia. Kami senang akhirnya bisa datang ke Indonesia."
Perbedaan bahasa dan nihilnya penerjemah mungkin menjadi satu kekurangan. Tapi rasanya AKG tidak membutuhkan hal itu karena ucapannya masih bisa dipahami para penggemar, serta bisa bertukar cerita dan energi lewat lagu-lagu yang mereka bawa.
![]() |
Sebut saja saat mereka melantunkan Karma, Solanin, Blue Train, dan Marching Band secara berturut-turut. Suguhan itu berhasil membangun keintiman dengan para penonton yang tak kunjung berhenti menyanyi.
Saya juga sempat heran dengan chemistry antara AKG dengan penonton yang terbangun. Sebab, personel band bentukan 1996 itu tidak memiliki aksi panggung yang energik seperti band rock pada umumnya.
Kuartet itu hanya betah dengan instrumen masing-masing, berdiri nyaris mematung, dan hanya sesekali mengangkat tangan atau berteriak.
Namun dengan pendekatan itu, mereka tetap berhasil menciptakan crowd yang riuh berkat musik-musiknya. Karakter vokal melengking Masafumi Gotoh juga ikut berkontribusi dalam keberhasilan penampilan itu.
Momen serupa masih terasa saat AKG membawakan Siren, meski saya kurang nyaman dengan efek strobe merah-biru yang terpancar. Lighting panggung pada konser ini memang acap kali memakai flash strobe yang intens sehingga cukup mengganggu mata dan berisiko bagi sejumlah orang.
AKG melanjutkan pertunjukan dengan belasan lagu yang dimainkan nyaris tanpa jeda. Sebut saja N.G.S, After Dark, Nishikata Coast Story, Demachiyanagi Parallel Universe, Walk in the Wind Land, dan Living in the Now.
Band rock alternatif itu juga tak luput membawakan lagu-lagu hit mereka, seperti Blood Circulator, A Flower Named You, dan Well Then, See You Tomorrow yang berhasil membayar kerinduan penonton.
Kunjungan Asian Kung-Fu Generation di Jakarta yang pertama ini ditutup dengan dua lagu encore. Haruka Kanata alias Far and Beyond menjadi puncak kebahagiaan para penonton Asian Kung-Fu Generation malam itu.
Soundtrack anime Naruto tersebut membuat ribuan penonton bergemuruh dan bernyanyi. Bahkan, ada pula penonton yang langsung membentuk formasi untuk berlari ala Naruto dan para ninja dalam anime tersebut.
Binar penuh suka cita begitu terpancar dari mata para penonton seiring dengan bait demi bait lagu Far and Beyond yang membawa mereka ke masa lalu ketika menyaksikan anime di layar kaca.
Penampilan Asian Kung-Fu Generation pun berakhir dengan encore kedua berjudul Rockn' Roll, Morning Light Falls on You. Single dari album World World World itu juga menjadi jamuan terakhir AKG yang berhasil menghibur penggemar loyal mereka di Jakarta.
Lihat Juga : |