Barbie Bikin Masyarakat Timur Tengah Terbelah

CNN Indonesia
Rabu, 23 Agu 2023 14:30 WIB
Setelah sejumlah negara kawasan Arab melarang penayangan Barbie, film tersebut kini membelah para penonton bioskop di kawasan itu.
Setelah sejumlah negara kawasan Arab melarang penayangan Barbie, film tersebut kini membelah para penonton bioskop di kawasan itu. (Warner Bros. Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setelah sejumlah negara kawasan Arab melarang penayangan Barbie, film tersebut kini membelah para penonton bioskop di kawasan Teluk yang dikenal konservatif.

Di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, para penggemar telah mengantre dengan mengenakan pakaian serba merah jambu, termasuk dalam bentuk abaya, lengkap dengan cadar hanya untuk melihat film itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal di Arab Saudi sebelum 2018, perempuan dilarang mengendarai kendaraan seperti mobil dan datang ke bioskop.

Meski begitu, hingar-bingar Barbie tak membuat semua orang gembira, terutama dengan tema pemberdayaan perempuan yang dikumandangkan film tersebut di kawasan yang masih lambat untuk isu tersebut.

Sebuah foto rekayasa dari Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, dan Presiden UEA, Mohamed bin Zayed, dengan balutan jubah merah jambu beredar di dunia maya.

Selain itu, seorang tokoh agama di Bahrain juga dengan lantang menentang Barbie dan menyebut film itu sebagai pembawa agenda.

[Gambas:Video CNN]



Bahrain merupakan salah satu kerajaan di Teluk yang menampilkan Barbie, sementara film itu dilarang di Kuwait, dan belum dirilis di Qatar ataupun Oman.

Sementara itu di kawasan Timur Tengah yang lebih luas, Barbie kena larang tayang di Aljazair dan Lebanon.

"Kami tak pernah membayangkan film seperti ini akan muncul di negara-negara Teluk," kata warga negara UEA berusia 18 tahun, Wadima Al-Amiri, saat ikut mengantre menonton Barbie di Dubai.

Barbie sendiri dituding sejumlah negara di kawasan Arab sebagai film dengan nilai homoseksualitas. Padahal, film yang dibuat sineas feminis Greta Gerwig ini tak memuat LGBT secara eksplisit dalam filmnya.

Bukan hanya itu, Greta Gerwig juga lebih mengangkat pada tema keberagaman, inklusi, kesetaraan gender. Meskipun, Greta menampilkan karakter dan aktor trans dalam film ini.

Di Dubai yang dianggap pusat kosmopolitan kawasan Teluk, bioskop-bioskop bisa lebih bebas berkreasi. Seiring dengan perilisan Barbie, bioskop menghiasi diri mereka dengan memorabilia dan bilik foto berbentuk kotak boneka.



Mounira yang berusia 30 tahun pun menikmati sajian itu. Ia ikut berfoto bersama tiga anaknya di sebuah bioskop. Mereka memakai pakaian serba jambon untuk menyaksikan Barbie.

"Bila filmnya mengandung prinsip atau konsep yang bertentangan dengan apa yang kami percaya, itu tak akan muncul di Arab Saudi atau di negara Teluk lainnya," katanya kepada AFP.

"Namun kami datang untuk memberikan film ini sebuah kesempatan." lanjutnya.

Menentang maskulinitas

Barbie pun menularkan sensasinya ke berbagai tempat. Sebuah video menampilkan editan Barbie raksasa berada di samping Burj Khalifa, bangunan tertinggi di dunia. Video itu viral di media sosial.

Kisah Barbie yang berkonflik dengan patriarki yang mengacaukan dunia Barbieland pun membuat heboh Arab Saudi.

Lanjut ke sebelah...


HALAMAN:
1 2
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER