Jakarta, CNN Indonesia --
Eksistensi layanan streaming hingga saat ini seolah turut memperpanjang usia industri dubbing atau sulih suara. Sejak pandemi 2020, industri tersebut bangkit lagi karena kebanjiran tawaran sulih suara konten di layanan OTT.
Founder VTClass Novie Burhan yang juga aktif sebagai dubber dan voice actor mengatakan tawaran dubbing itu seolah menjadi berkah bagi dubber di balik pandemi yang melumpuhkan nyaris semua sektor industri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ada permasalahan tersendiri bagi para dubber di balik tingginya minat sulih suara konten. Jumlah dubber ternyata tak sejalan dengan total permintaan dari layanan streaming.
Hal itu yang kemudian membuatnya merelakan beberapa judul dikerjakan studio produksi lain. Novie berpendapat keterbatasan sumber daya masih jadi salah satu momok yang membayangi industri ini.
Keterbatasan disebabkan regenerasi yang kurang mulus, sehingga pengisi sulih suara judul populer di platform streaming itu masih didominasi orang-orang lama.
[Gambas:Video CNN]
"[Kami] darurat regenerasi, 'Dubbernya jangan itu-itu aja dong. Film A dubber-nya dia, ganti film dubber-nya dia lagi. Kok kayak enggak ganti film ya?'" ujar Novie dalam wawancara bersama CNNIndonesia.com pada Kamis (31/8).
Ia menjelaskan masalah regenerasi itu sudah disadari pihak layanan streaming. Mereka menginginkan suara dengan karakter dan warna baru karena lelah dengan suara-suara dubber lama.
"Sebenarnya klien ingin suara-suara baru yang lebih segar. Mereka juga pegal yang didengar suara dia-dia lagi," ujar Novie.
Lanjut ke sebelah...
Namun, Novie mengakui hal itu belum bisa dipenuhi karena selama ini dubber cenderung mengambil tawaran tanpa memerhatikan latar belakang karakter, seperti seorang voice talent bisa mengisi suara karakter yang lebih muda atau tua dari dirinya.
"Cuma memang kesalahan di kami, 'Ah, zona nyaman. Suara anak kecil bisa kok gue.' Begitu klien menuntut sesuai dengan umur karakter [jadi] kelabakan, kan," lanjutnya.
Novie juga menekankan bahwa regenerasi itu bukan berarti industri dubbing hanya membutuhkan talenta muda. Orang-orang dewasa juga tetap dicari dalam industri ini untuk mengisi suara karakter seusianya.
Sebab, tawaran dubbing film dan serial tak selalu datang dari konten anak-anak. Berbagai judul film dan serial juga mengusung cerita dengan karakter yang variatif, dari muda hingga dewasa.
Meski demikian, ia mengungkapkan regenerasi itu tak bisa dilakukan secara asal-asalan. Sebab, pekerjaan tersebut membutuhkan komitmen dan dedikasi yang cukup besar. Hal teknis dan psikis disebut perlu dimiliki dubber.
[Gambas:Infografis CNN]
Aktor sulih suara juga harus mengasah kemampuan teknis dengan waktu yang tak singkat, seperti harus melakukan pelatihan hingga serangkaian praktik.
Di sisi lain, Novie menilai dubber harus bermental kuat karena akan berhadapan dengan banyak komentar miring hingga hujatan netizen. Sehingga, mental kuat dibutuhkan supaya tidak mudah menyerah.
"Kami itu butuh banget regenerasi baru, tapi enggak cuma asal. Benar-benar mengerti kemampuannya, bisa masuk ke karakternya," ucap Novie.
"Paling tidak mengerti situasinya seperti apa, industrinya seperti apa, mental sampai menghadapi hujatan seperti apa," lanjutnya.