Namun, Novie mengakui hal itu belum bisa dipenuhi karena selama ini dubber cenderung mengambil tawaran tanpa memerhatikan latar belakang karakter, seperti seorang voice talent bisa mengisi suara karakter yang lebih muda atau tua dari dirinya.
"Cuma memang kesalahan di kami, 'Ah, zona nyaman. Suara anak kecil bisa kok gue.' Begitu klien menuntut sesuai dengan umur karakter [jadi] kelabakan, kan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novie juga menekankan bahwa regenerasi itu bukan berarti industri dubbing hanya membutuhkan talenta muda. Orang-orang dewasa juga tetap dicari dalam industri ini untuk mengisi suara karakter seusianya.
Sebab, tawaran dubbing film dan serial tak selalu datang dari konten anak-anak. Berbagai judul film dan serial juga mengusung cerita dengan karakter yang variatif, dari muda hingga dewasa.
Meski demikian, ia mengungkapkan regenerasi itu tak bisa dilakukan secara asal-asalan. Sebab, pekerjaan tersebut membutuhkan komitmen dan dedikasi yang cukup besar. Hal teknis dan psikis disebut perlu dimiliki dubber.
Aktor sulih suara juga harus mengasah kemampuan teknis dengan waktu yang tak singkat, seperti harus melakukan pelatihan hingga serangkaian praktik.
Di sisi lain, Novie menilai dubber harus bermental kuat karena akan berhadapan dengan banyak komentar miring hingga hujatan netizen. Sehingga, mental kuat dibutuhkan supaya tidak mudah menyerah.
"Kami itu butuh banget regenerasi baru, tapi enggak cuma asal. Benar-benar mengerti kemampuannya, bisa masuk ke karakternya," ucap Novie.
"Paling tidak mengerti situasinya seperti apa, industrinya seperti apa, mental sampai menghadapi hujatan seperti apa," lanjutnya.
Lihat Juga : |