Jakarta, CNN Indonesia --
Penting untuk mengetahui bahwa saya mengulas serial live action One Piece dari sudut pandang awam yang sebelumnya tidak pernah membaca manga atau menonton anime hasil karya Eiichiro Oda.
Episode pertama serial One Piece membuat saya penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Mungkin ini agak aneh, tapi saking saya menikmati serialnya, saya menyicil episodenya agar tidak cepat habis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhirnya saya menyelesaikan musim pertama, saya sering mengulang beberapa episode, bahkan adegan-adegan tertentu. Serial ini ternyata tidak membosankan dan bisa ditonton berulang kali.
Selain itu, serial live action itu berhasil membuat saya penasaran dengan karya aslinya. Saya kini cukup rajin membaca manga One Piece dan semoga bisa mengejar 1.000-an chapter manga itu.
Membaca manga One Piece itu juga agar saya mengetahui seberapa akurat versi live action dengan sumber aslinya. Meskipun secara garis besar serial itu masih setia dengan sumber aslinya, ternyata ada penyesuaian yang cukup signifikan.
Penyesuaian plot cerita ini tentu berpengaruh pada karakter yang dimunculkan dalam serial. Salah satunya adalah karakter yang pengungkapan peran pentingnya muncul agak belakangan dalam versi manga.
Menurut saya karakter tersebut mendapatkan porsi yang banyak agar penonton awam lebih memahami motivasi Monkey D. Luffy yang ngotot mengejar impiannya.
Penyesuaian ini bisa saya pahami karena menurut saya plot ini butuh lebih tebal daripada hanya memperkenalkan Luffy dan kru Bajak Laut Topi Jerami sepanjang delapan episode.
Bagi penggemar berat One Piece tampaknya akan mengerti karakter yang saya maksud. Bahkan, tidak sedikit pula dari mereka yang mengkritik tambahan plot ini.
Namun, bagi saya yang awam, saya tetap menikmatinya. Toh, Oda sensei juga pada akhirnya menyetujui plot tersebut untuk dimasukkan ke dalam serial.
[Gambas:Youtube]
Lanjut ke sebelah...
Bicara soal Oda sensei, ia juga memilih aktor yang tepat untuk Lufffy yang diperankan oleh Iñaki Godoy. Seperti kata Oda sensei, Godoy tampak seperti dihidupkan dari versi manganya.
Begitu pula dengan Mackenyu, Emily Rudd, Jacob Romero Gibson, dan Taz Skylar. Mereka tidak hanya mirip dari segi fisik, tapi juga berhasil menyalurkan kepribadian Zoro, Nami, Usopp, dan Sanji hingga ke hal-hal trivial.
Kelima pemeran utama serial One Piece ini mampu mencuri hati saya, baik di depan maupun di belakang layar.
Selain itu, saya mesti mengacungi jempol kepada beberapa pemeran pendukung. Beberapa favorit saya adalah Craig Fairbass sebagai Zeff, Steven Ward sebagai Dracule Mihawk, Jeff Ward sebagai Buggy, dan Peter Gadiot sebagai Shanks.
Siapa yang sangka saya bisa dibuat terharu dan mewek beberapa kali. Terutama, adegan ketika Luffy kecil dan Shanks, serta Sanji dan Zeff berpisah.
 Chemistry yang kuat mampu membuat para penonton mewek dalam beberapa adegan. (dok. Netflix) |
Chemistry yang kuat di antara pemeran utama dan pendukung, dicampur dengan music score yang ciamik dari Sonya Belousova dan Giona Ostinelli, serta naskah yang rapi mampu membuat adegan emosinal hingga membuat saya menitikkan air mata.
Di antara poin-poin positif, tapi tetap saja masih ada beberapa hal yang kurang menurut saya. Saya melihat beberapa adegan cringe, juga ada satu dua adegan aksi yang jomplang karena mereka melawan aktor yang jago bela diri dan menggunakan pedang.
Aktor itu, sebut saja namanya Mackenyu, pernah melakukan adegan aksi yang lebih berat dan cepat dalam film yang ia bintangi sebelumnya.
Sehingga, adegan aksi Zoro itu menurut saya masih bisa ditingkatkan lagi agar bisa memaksimalkan kemampuan Mackenyu sesungguhnya.
Serial live action One Piece masih tidak sempurna. Ada beberapa aspek yang masih bisa diperbaiki lagi dan itu bisa dilakukan di musim berikutnya--jika Netflix melanjutkannya.
Namun, sebagai serial live action yang mengangkat salah satu magnum opus manga dan anime paling sukses di seluruh dunia, Netflix membuktikan bahwa mereka bisa. Serial ini tetap patut ditonton oleh semua kalangan.
Selain itu, terbukti versi live action ini dapat menarik banyak penonton yang membuat mereka penasaran dengan karya aslinya. Saya menjadi salah satu buktinya.
Bukankah itu cara terbaik untuk menggaet penggemar baru?
Petulangan Bajak Laut Topi Jerami baru saja dimulai. Saya berharap dapat bertemu lagi dengan Luffy dan kawan-kawannya di musim selanjutnya dan mengikuti perjalanan mereka menemukan One Piece di Grand Line.