Memang, Kisah Tanah Jawa sangat berpotensi untuk menjadi 'The Conjuring ala Indonesia'. Kelompok itu memiliki banyak arsip soal jagat lelembut lengkap dengan kisah-kisah humanis di baliknya.
Hemat saya, MD mestinya konsisten dengan ciri karya kelompok itu. Memegang ciri khas dari Kisah Tanah Jawa yang memiliki cerita sejarah di balik fenomena horor, akan menjadi pembeda dibanding film-film horor lokal lainnya.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada baiknya Manoj meminta tim kreatif studionya untuk benar-benar mengeksplorasi gaya penuturan film horor mereka. Mulai dari naskah hingga sajian film secara keseluruhan --jujur saja-- sangat mudah ditebak.
MD Pictures juga harus mulai berani berinovasi dalam menyajikan film horor. Lantaran, modal berbagai kisah horor viral yang sudah mereka akuisisi bisa jadi akan percuma bila penyajiannya "biasa banget".
KKN di Desa Penari saya rasa sebuah pengecualian, lantaran secara ajaib menyentuh angka penjualan tiket 10 juta. Meski begitu, bukan berarti formula untuk film modal utas viral di X itu bisa berlaku untuk film lainnya.
Apalagi dalam kasus semesta Kisah Tanah Jawa, penggemar kanal tersebut sudah paham bagaimana horor yang tersaji dalam tayangan mereka bukan karena bentuk si demit ataupun terornya, melainkan hukum sebab-akibat di balik ceritanya.
![]() |
Di luar keluhan panjang lebar saya soal interpretasi MD atas pengalaman Kisah Tanah Jawa dan Om Hao, saya masih bisa menikmati film Pocong Gundul hingga akhir meski sesekali tertawa melihat lakon cerita yang ditampilkan.
Saya juga mengapresiasi kerja keras tim desain produksi, tata musik, editing, kostum, serta riasan yang karyanya bisa terlihat dalam film ini.
Sementara itu, pujian khusus saya berikan untuk Iwa K yang justru menjadi faktor penting dalam membangkitkan suasana horor dalam Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Penampilannya sungguh creepy dan menggigit.
Deva Mahendra dan Della Dartyan juga menampilkan duet yang cukup baik. Keduanya jelas bisa menyeimbangkan porsi satu sama lain, selayaknya duet-duet karakter dalam film horor lainnya.
Selain itu, saya agak kaget melihat Deva mampu memerankan sosok Om Hao lengkap dengan gerak-gerik serta intonasi yang membuat saya teringat akan pria tambun itu. Meskipun, Deva bagi saya masih kurang berisi dan masih kelewat tampan untuk menggambarkan Om Hao.
Terlepas dari sajian Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul yang anyep, saya pribadi masih penasaran apakah MD Pictures bakal melanjutkan film semesta Kisah Tanah Jawa dan akankah mereka berani keluar dari zona nyaman sinematik yang selama ini dihuni.
(end)