Pada hari ini 25 tahun yang lalu, Cher merilis sebuah single yang kemudian menjadi megahit terbesar dalam kariernya. Bahkan, lagu bertajuk Believe itu masih didengarkan hingga saat ini.
Lagu dance-pop dan Eurohouse yang dirilis 19 Oktober 1998 tersebut bagai anthem "I Will Survive" ala Gloria Gaynor pada 1978 pada akhir dekade '90-an. Lagu itu hit pada masanya, berbalut kontroversi, dan berkembang menjadi ikon kultural sampai saat ini.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menjadi lagu Cher paling diputar di Spotify dewasa ini dengan 525 juta kali, Believe semula merupakan lagu karya Brian Higgins, Matthew Gray, Stuart McLennen, dan Timothy Powell. Setelah berbulan-bulan menawarkan lagu itu, mereka kemudian sampai ke kepala label Warner Bros. pada saat itu, Rob Dickins.
Dickins yang sedang mencari bahan untuk album ke-22 Cher kemudian tertarik dengan lagu itu hanya pada bagian chorusnya. Ia kemudian menunjuk Steve Torch dan Paul Barry untuk melengkapi lagu itu.
Namun ketika sedang dipelajari oleh Cher, penyanyi yang disebut Goddess of Pop itu merasa tak suka dengan bagian lirik pada bait kedua karena terasa cengeng.
Ia pun kemudian mengubah sedikit lirik lagu tersebut, menguatkan kesan pemberdayaan mereka yang patah hati dan kepercayaan diri untuk beranjak dari suasana muram akibat putus cinta.
Believe bukan hanya memiliki lirik yang catchy dan melodi yang membuat pendengarnya bergoyang, tetapi juga mengenalkan penggunaan Auto-Tune pada vokal unik contralto khas Cher.
Auto-Tune sebenarnya merupakan piranti lunak yang digunakan untuk memperbaiki nada vokal. Namun software itu digunakan produser Mark Taylor untuk memberikan efek pada suara Cher.
Hasilnya, suara Cher bagai berada dalam dimensi lain. Berdendang seolah bagai suara misterius yang mempertanyakan para pendengar lagu tersebut. Sesuai dengan narasi dari lirik itu.
"Do you believe in life after love? I can feel something inside me say, I really don't think you're strong enough, no."
Namun ketika wawancara dengan The New York Times pada 1999 seperti diberitakan Page Six, Cher menyebut aslinya Rob Dickins meminta mereka mengurangi penggunaan Auto-Tune tersebut.
"Dia [Rob Dickins] berkata, 'semua orang [di Warner Bros.] menyukai lagu itu tetapi ubah bagian itu'," kata Cher. "Saya bilang, 'kau bisa mengubah bagian itu dengan melewati mayat saya'. Dan itulah akhir dari perbincangan ini,"
"Saya bilang ke Mark sebelum saya pergi, 'jangan biarkan siapapun menyentuh lagu ini, atau saya akan mencabut tenggorokanmu'," kata Cher.
Lanjut ke sebelah..