Mantan vokalis band punk Anti-Flag, Justin Sane, dituding melakukan pelecehan seksual kepada seorang terapis dan pengajar kesehatan holistik asal New York, Kristina Sahardi.
Kabar tersebut diungkap melalui akun Instagram @kingstonreiki, Kamis (23/11) waktu AS. Dalam unggahan itu, Kristina membeberkan dugaan kronologi dan pengajuan gugatan ke Pengadilan Tinggi New York pada Rabu (22/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini, di jam-jam terakhir berlakunya UU Adult Survivors Act di New York, saya mengajukan gugatan hukum terhadap Justin 'Sane' Geever, seorang penyanyi yang memperkosa saya, beserta para enabler-nya," tulis Kristina dalam keterangan resminya di Instagram.
Dalam gugatannya, Kristina menuntut ganti rugi terhadap Justin Geever (nama asli Sane) dan perusahaan distribusi band untuk jumlah yang tidak disebutkan.
"Justin Geever menggunakan kekuatannya sebagai 'bintang punk rock' yang dihormati untuk memancing dan memikat gadis-gadis rentan agar merasa aman di dekatnya,"
"Pada saat dia menyanyikan lagu-lagu bertemakan perlindungan perempuan dan melawan para pelaku kekerasan, ternyata dia menyembunyikan kecanduannya akan kekuasaan dan kontrol, merugikan banyak perempuan yang tidak bisa bersuara sebelumnya," tulis Kristina.
"Hari ini saya berharap bisa memberikan semangat kepada para korban yang berhasil selamat, dan korban dari predator lain di industri musik, agar bisa merasakan harapan lagi," imbuhnya.
Dalam keterangannya, Sarhadi menuding bahwa Geever mengajak dirinya masuk ke kamar motelnya, lalu melarangnya keluar hingga mencekiknya, sebelum memaksa Kristina untuk melakukan seks oral kepada Justin Sane.
"Ketika Kristina berkesempatan untuk bernapas, dia berulang kali memohon agar itu berhenti," tulis gugatan tersebut seperti diberitakan oleh NMe.
"Dia amat terkejut dan menangis. Justin sangat kasar dan kejam dengan penggugat. Dia [Kristina] tidak dianggap penting dan hanya dijadikan objek bagi Geever untuk mengendalikannya," tambah keterangan yang disampaikan dalam gugatan.
Menurut laporan NME, pada Juli lalu Anti-Flag mengumumkan pembubaran secara mendadak tanpa memberikan penjelasan detail. Anti-Flag juga dilaporkan telah menghapus seluruh akun media sosial dan situs resmi mereka.
Hingga pada waktu yang sama, sebuah episode siniar berjudul Enough tayang. Dalam episode tersebut, Kristina Sarhadi mengaku menjadi korban pelecehan seorang penyanyi punk yang erat dengan tema politik dan perlindungan minor.
Kala itu, Kristina tidak menyebutkan nama band atau penyanyi yang dituding. Namun publik bereaksi dan berspekulasi bahwa vokalis tersebut adalah Geever.
Di sisi lain, Geever buka suara dan beberapa hari setelah pembubaran band Anti-Flag. Saat itu, ia memberikan klarifikasi terkait tudingan-tudingan pelecehan seksual yang diarahkan kepadanya.
"Baru-baru ini, ada klaim pelecehan seksual yang diajukan terhadap saya dan saya bisa memberi tahu Anda bahwa cerita-cerita itu dikategorikan sebagai kabar palsu," kata Geever dalam keterangan resmi, seperti diberitakan NME.
"Saya tidak pernah terlibat dalam hubungan seksual tanpa persetujuan, dan saya tidak pernah didekati oleh seorang perempuan setelah hubungan seksual dan diberitahu bahwa saya dalam bentuk apa pun bertindak tanpa persetujuannya atau melakukan kekerasan ke dia dengan cara apa pun," sambung Geever.
Lanjut ke sebelah...