Review Film: Srimulat Hidup Memang Komedi

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Sabtu, 25 Nov 2023 20:14 WIB
Review Srimulat Hidup Memang Komedi: di tengah situasi yang berbeda dibanding film pertama, penampilan pemain asli Srimulat menyelamatkan film ini.
Review Srimulat Hidup Memang Komedi: di tengah situasi yang berbeda dibanding film pertama, penampilan pemain asli Srimulat menyelamatkan film ini. (dok. MNC Pictures/IDN Pictures via YouTube)
img-title Endro Priherdityo
3
Di tengah situasi yang berbeda dibanding film pertama, penampilan pemain asli Srimulat menyelamatkan film ini.

Fokus Gepeng yang sudah ditetapkan sejak babak pertama pun terasa buyar dengan kisah cinta ala sinetron yang tersaji dalam film ini. Memang, menggemaskan melihat Gepeng yang polos jatuh cinta dengan perempuan cantik yang jauh di atas strata sosialnya. Kisah asmara klasik.

Namun hingga akhir, saya tak menemukan bagaimana Gepeng bisa menjadi salah satu motor yang mendongkrak Srimulat di Jakarta. Ini pun baru membahas Srimulat di studio TVRI, belum Srimulat di panggung aslinya di Jakarta yang dulu berlokasi di Taman Ria Senayan (sekarang Senayan Park).

Lihat Juga :
LAPORAN INTERAKTIF
Babad Pentas Srimulat

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal sejak film pertama, Gepeng sudah dicitrakan sebagai 'penawar' pertunjukan Srimulat yang mulai menjemukan di Solo. Hal itulah yang membuat Teguh Slamet menunjuk Gepeng, bila berdasarkan cerita dari film Fajar Nugros ini.

Kini, mana 'penawar' itu? Bagian mereka melawak di TVRI pun saya bilang hanya sekelumit, dan kurang menggigit seperti saat Fajar menghajar penonton dengan flashback penuh lawakan mantap dari film pertama di bagian awal film.

Beruntungnya, di tengah saya terjun bebas dengan cerita Srimulat Hidup Memang Komedi yang anti klimaks, para pemain asli Srimulat datang menyelamatkan. Fajar agaknya sadar, hanya para penggawa asli yang bisa menyelamatkan cerita Srimulat.

Aksi Nunung dan Tessy terbaik meski cuma muncul sepersekian dari total durasi. Tak perlu dipertanyakan bagaimana pendalaman karakter mereka akan peran mereka dalam film ini.

Srimulat Hidup Memang Komedi melanjutkan perjalanan grup Srimulat dalam mulai meniti karier di Jakarta pada dekade '80-an.Review Srimulat Hidup Memang Komedi: Aksi Nunung dan Tessy terbaik meski cuma muncul sepersekian dari total durasi. Tak perlu dipertanyakan bagaimana pendalaman karakter mereka akan peran mereka dalam film ini. (dok. MNC Pictures/IDN Pictures via YouTube)

Sejujurnya, saya agak usil berharap Nunung keceplosan tertawa di depan kamera seperti yang selama ini dikenal, apalagi berhadapan dengan Tessy yang tetap mengundang gelak tawa di usianya yang senior. Namun saya yakin proses retake dan editing sudah memudarkan harapan usil saya itu, dan saya pun tak mengeluh.

Untuk sesi kemunculan para senior Srimulat ini, saya mengapresiasi Fajar karena memberikan durasi lebih panjang dibanding saat Tarzan yang asli muncul dalam film pertama.

Apalagi, dialog dari Tessy dan Nunung terbilang lebih banyak dan kompleks. Selain itu, Tessy juga memberikan satu petuah tersendiri kepada 'kembarannya' (Erick Estrada), seperti ketika Tarzan bertemu Tarzan (Ibnu Jamil) dalam Babak Pertama.

Selain itu, Fajar juga tak lupa menyelipkan bagaimana dampak keberadaan Srimulat kepada masyarakat Indonesia. Termasuk menampilkan sosok Presiden Soeharto dan Ibu Tien kepada generasi milenial dan Z yang belum pernah melihat langsung.

Meskipun, tetap saja tribut itu terasa agak hambar setelah cerita anti klimaks yang menggerayangi sebagian besar durasi film ini.

[Gambas:Youtube]



Sementara itu untuk penampilan para pemain, saya tak punya banyak komentar mengingat rasanya film ini sejatinya lebih mirip lebihan dari proyek pertama karena terbentur durasi yang kepanjangan.

Namun saya harus memberikan salut kepada Erick Estrada sebagai Tessy dan Zulfa Maharani sebagai Nunung yang mampu muncul mengimbangi permainan Bio One sebagai Gepeng, Teuku Rifnu Wikana sebagai Asmuni, dan Ibnu Jamil sebagai Tarzan yang sudah dominan sejak awal.

Terlepas dari keluhan panjang saya, Srimulat Hidup Memang Komedi masih sangat layak untuk ditonton, terutama bagi para generasi internet yang belum merasakan daya magis dari lawakan sang legenda Srimulat.

(end)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER