Sementara itu, Haby Barry, pemilik perusahaan perhiasan Fulaba, mengaku pernah mengalami status sebagai korban. Sehingga, ia sama sekali tak percaya dengan klaim bahwa Cassie dan perempuan lainnya telah berbohong.
"Fulaba berjalan sepenuhnya di ranah pemberdayaan perempuan, agar menjadi diri mereka dengan derajat paling tinggi dan bersinar dari kecantikan batin mereka, dengan perhiasan yang cantik yang dibuat langsung dengan tangan di Afrika Barat," terang Barry.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak akan terlibat dengan apa pun atau siapa pun yang bertentangan dengan nilai-nilai kami, terlepas dari potensi keuntungan finansial. Kekerasan dalam bentuk apa pun - emosional, fisik, seksual, atau psikologis - sangat merusak dan menyebabkan kerusakan yang tidak terlihat yang hanya bisa dipahami sepenuhnya oleh seseorang yang telah mengalaminya."
Selain merek-merek itu, dalam laporan lain milik Rolling Stone, 14 perusahaan lain juga dilaporkan segera memutuskan kerja sama dengan Empower Global.
Dalam beberapa waktu terakhir, Diddy juga dijerat kasus serupa atas gugatan Joi Dickerson-Neal yang menudingnya telah membius, melakukan pelecehan seksual, dan penganiayaan pada 1981. Dia juga mengklaim menjadi korban "revenge porn".
Gugatan tersebut juga menyebut perusahaan Combs, Bad Boy Entertainment dan Combs Enterprises sebagai tergugat.
Sedangkan gugatan ketiga datang dari seorang perempuan yang mengklaim diperkosa secara bergantian dengan penyanyi Aaron Hall dan teman-teman yang lain. Dia diperkosa di apartemen Hall sekitar 1990 dan 1991.
Tak lama setelah tuntutan beruntun itu, Sean 'Diddy' Combs mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua Revolt, jaringan televisi berorientasi musik yang ia turut dirikan pada 2013.
(far/chri)