Bintang Harry Potter Miriam Margolyes dikritik LSM anti-semitisme karena dinilai membandingkan tindakan Israel di Gaza dengan Nazi Jerman dalam sebuah wawancara pada pekan ini.
LSM Inggris Campaign Against Antisemitism (CAA) bahkan menyerukan tuntutan pencabutan Bintang Kekaisaran Britania Raya (OBE) dan penghargaan BAFTA terhadap pemeran Profesor Sprout dalam Harry Potter itu.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The Jerusalem Post pada Senin (28/7) memberitakan CAA menggolongkan komentar Margoyles sebagai "batasan akhir," dengan mengatakan bahwa ia "harus dijauhi oleh dunia hiburan. Itu termasuk mencabut gelar BAFTA-nya."
Pada 1994, Margolyes memenangkan Penghargaan BAFTA untuk Aktris Pendukung Terbaik untuk peran sebagai Nyonya Mingott dalam The Age of Innocence (1993) karya Martin Scorsese.
"Kami akan menulis surat kepada Komite Pencabutan Gelar Kehormatan untuk meminta agar OBE-nya dicabut."
"Fakta bahwa ia lahir sebagai seorang Yahudi tidak memberinya izin untuk menggunakan platformnya yang luas untuk menyebarkan kebencian anti-Yahudi," tambah mereka.
Semua bermula ketika hasil wawancara Margolyes dengan majalah Inggris The Big Issue rilis. Aktris Inggris itu mengatakan Gaza menjadi big issue atau isu besar yang ia perhatikan hari-hari ini.
"Terutama karena saya seorang Yahudi," ucapnya. "Karena saya tahu betapa banyak kejahatan dan kekejaman yang dilakukan terhadap orang Yahudi di masa hidup saya. Saya lahir pada tahun 1941, di puncak Holocaust."
"Dan saya tidak tahan membayangkan bahwa bangsa saya melakukan hal yang persis sama terhadap bangsa lain. Dan itu mereka [Israel] lakukan adalah bangsa Palestina, yang tidak bertanggung jawab dan berhubungan dengan Holocaust."
"Itu [Holocaust] adalah sepenuhnya kesenangan Eropa," tuturnya. "Saya benar-benar sedih dan saya rasa hal terburuk yang saya hadapi adalah Hitler menang, dia mengubah kita, membuat kita seperti dia."
CAA kemudian menyinggung bahwa wawancara dengan The Big Issue bukan kali pertama sang aktris menyebarkan anti-Yahudi. Mereka mencontohnya kesempatan lain yang dianggap menyebarkan kebencian kepada Yahudi.
"Nona Margolyes punya sejarah melontarkan pernyataan yang buruk tentang orang Yahudi. Pada 2016, ia terekam kamera, seolah-olah mengatakan bahwa 'orang Yahudi dan orang kulit hitam itu pelit,'" kata CAA.
"Tahun sebelumnya, dalam sebuah wawancara di The Telegraph, ia menegaskan bahwa 'tidak ada yang menyukai orang Yahudi,'dan mengklaim bahwa 'Orang-orang dapat dimengerti dan benar mengasosiasikan Israel dengan orang Yahudi dan orang Yahudi membunuh orang. Orang-orang yang tidak bersalah,'" klaim CAA.
LSM tersebut juga menulis sebuah artikel yang membahas bagaimana Margoyles mencoba menyebarkan narasi bahwa anti-semitisme di Partai Buruh Inggris "dibesar-besarkan."
Meski dikritik LSM anti-semitisme dan pemberitaan Israel, pernyataan Margolyes menuai pujian dari netizen di kolom komentar media sosial The Big Issue.
"Dia panutan saya. Saya melihat dia tahun lalu di Hay Festival dan kalimat pertama yang diucapkan adalah, 'Saya Yahudi dan mengecam tindakan Israel di Palestina,'" kata seorang netizen.
"Terima kasih Miriam atas kebijaksanaannya, terutama sebagai orang Yahudi. Sangat senang rasanya mendengar perspektif yang tidak seperti gaslighting," komentar warganet yang lain.
"Respek sebesar-besarnya untuk perempuan ini. Empati, kemanusiaan, dan perasaan yang serius terhadap hal yang benar."
"Dia sudah menyuarakan Palestina sejak awal dan saya yakin bahkan jauh sebelum 7 Oktober. Suaranya membawa kebijaksanaan dan empati."
The Telegraph telah menghubungi perwakilan Margoyles untuk meminta komentar, tetapi hingga berita ini diterbitkan, belum menerima tanggapan.
(chri)