Jakarta, CNN Indonesia -- Buta warna merupakan penyakit yang menurunkan kemampuan mata untuk mendeteksi warna. Dalam pencahayaan normal mata mengalami reseptor pigmen pada warna mata. Reseptor pigmen ini terdapat dalam saraf mata yang berada di retina.
Syaraf ini peka terhadap masuknya cahaya dan menghasilkan pigmen warna, syaraf ini bernama cone cell.
Jika satu syaraf saja tidak ada, maka mata akan sulit membedakan warna hijau dan merah atau biru dan kuning. Ini merupakan gejala buta warna ringan, pada kasus yang lebih parah mata hanya dapat mendeteksi warna putih dan abu-abu, keadaan ini disebut Akromatopsia.
Di Indonesia buta warna 3-5% dialami oleh pria dan 0,5% oleh perempuan.
Menurut dr. Amyta Miranty, Sp., M., Presiden Direktur RS Mata Aini, Jakarta, orangtua perlu waspada dan segera memeriksakan anaknya bila terdeteksi tidak bisa membedakan warna. Perhatikan juga riwayat keluarga, apakah ada anggota keluarga yang mengalami buta warna.
Dalam usia 18 bulan biasanya anak sudah dapat mengenali warna, baru di usia 3 tahun anak baru dapat membedakan dan menjelaskan warna dengan verbal.
Berikut beberapa tanda yang dapat mendeteksi buta warna.
• Sulit membedakan warna dalam keadaan cahaya yang normal
• Tidak dapat membedakan warna yang mirip
• Sensitif terhadap cahaya
• Penderita buta warna ringan sulit membedakan warna merah dan hijau
• Sulit mengingat jenis warna
Tidak setiap anak yang tidak mengerti warna terdeteksi buta warna, berikan waktu untuk anak belajar mengenal warna. Warna merah adalah warna yang asing bagi penderita buta warna, kenalkan anak dengan warna merah dengan memberikan krayon atau gambar-gambar kaya warna. Jangan lupakan nutrisi bagi matanya seperti buah dan sayuran bervitamin A.
(ded/ded)