Tips Menghadapi Persaingan Kakak-Adik

Hilda Admiranti | CNN Indonesia
Senin, 22 Feb 2016 07:23 WIB
Punya lebih dari satu anak itu memang menyenangkan. Tapi kalau berantem? Duh.. Bagaimana cara memecahkan persaingan kakak-adik?
Ilustrasi (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Punya lebih dari satu anak itu memang menyenangkan. Selain suasana rumah lebih ramai, anak juga punya teman main di rumah.

Tapi namanya juga anak-anak, mereka suka nggak mau kalah dan yang awalnya asyik bermain bisa jadi berantem. Atau ketika kita membelikan sesuatu untuk satu anak, anak yang lainnya iri.

Nah, sebagai orangtua, apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi dan mengatasi persaingan antar kakak dan adik?

1. Setiap anak adalah favorit
Meskipun kita bilang kita menyayangi mereka dengan seimbang, pasti sebenarnya ada satu anak yang lebih disayang. Cobalah untuk tidak memihak ke salah satu dan tunjukkan kalau kita adil terhadap mereka. Misalnya ketika kita membelikan sepatu untuk si adik karena sudah rusak, jelaskan ke kakak kalau sepatu itu tidak bisa dipakai lagi jadi memang harus dibelikan, bukan karena ingin memanjakan saudaranya.

2. Hindari membandingkan anak satu dengan yang lain
Orangtua seringkali memotivasi anak-anaknya dengan kalimat misalnya, “Kayak kakakmu dong, pinter, nggak usah disuruh langsung belajar sendiri.” Kalau kita membandingkan seperti itu, anak akan merasa kalau kita pilih kasih. Pahami karakter setiap anak, jadi kita bisa memotivasinya tanpa harus membandingkan dengan saudaranya.

3. Jadilah fasilitator, bukan hakim
Kalau anak berantem, jangan langsung tentukan mana yang benar mana yang salah. Dengan kita menentukan, anak yang kita bilang benar akan merasa menang dan sebaliknya, anak yang kita bilang salah akan kesal. Cobalah jadi fasilitator untuk mereka. Biarkan mereka mengekspresikan perasaannya yang membuat mereka jadi berantem, tanyakan “Kak, Dek, kenapa tadi marah-marah?”

4. Turun tangan kalau mereka main fisik atau berkata kasar
Kebiasaan buruk ini bisa berlanjut hingga dewasa kalau kita tidak segera menghentikannya. Beri bayangan ke anak, bagaimana kalau ia yang dipukul dan dikatai? Pasti nggak mau, kan? Jelaskan bagaimana ia harus menunjukkan keinginannya tanpa memukul. Misalnya, saat ada yang mengambil bukunya, bilang “Aku mau baca bukunya sekarang. Jangan diambil, dong.”

5. Ajarkan empati
Keluarga adalah kelompok sosial pertama dalam hidup. Anak akan belajar bagaimana memperlakukan individu dan kelompok dan ini penting untuk mengembangkan social skill dan empatinya. Hal ini bisa kita latih saat misalnya jalan-jalan keluarga, beri kakak tugas untuk menjaga si adik. Selain melatih tanggung jawab, ini juga melatih empati pada orang lain. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER