Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi perempuan di masa Raden Ajeng Kartini masih hidup pasti tak semerdeka sekarang. Seiring waktu, apa yang diperjuangkan Kartini dulu menjadi kenyataan.
Sekarang kemerdekaan untuk menikmati pendidikan sudah dirasakan semua orang. Memang belum sempurna, masih banyak yang harus diperjuangkan, sebab angka buta aksara masih tinggi, dan sebagian besar adalah perempuan.
Meski begitu, sekarang siapa pun bisa jadi hebat di berbagai bidang, tak terkecuali perempuan. Nah, berhubung ini hari Kartini, kami mau cerita beberapa perempuan hebat, yang pasti bisa menginspirasi kalian semua.
Lucia Francisca Susi Susanti
Wanita kelahiran 11 Februari 1971 yang lebih akrab disebut Susi Susanti ini telah berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam aksinya di lapangan badminton. Paling fenomenal adalah saat dia dan Alan Budikusuma (yang kemudian menjadi suaminya) ‘mengawinkan’ meraih medali emas tunggal putri dan putra di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Meskipun saat ini Susi Susanti telah menggantungkan raket, ia masih dikenang sebagai legenda dalam sejarah perbulutangkisan tanah air.
Rini Sugianto
Sukses menjadi animator kelas dunia, karyanya bisa kalian tonton di beberapa film box office. Salah satu karyanya adalah ‘Hobbit 2: The Desolation os Smaug’. Tak hanya itu, 'The Advantures of Tintin', 'The Avengers', 'Iron Man3', 'Hungers Games: Catching Fire', 'Hobbit 1', dan 'The Dawn of the Planet of the Apes' juga merupakan karya-karyanya. Keren, kan?
Irma Hardjakusumah
Wanita lulusan Universitas Indonesia jurusan arsitek ini terlibat dalam penggarapan desain Governors Ball untuk Oscar dan Emmy Awards. Setting ruangan yang ia desain bertemakan Hollywood era 1920 hingga 1940-an, ruangan tersebut dipenuhi oleh foto-foto di belakang layar, foto publikasi, juga desainer kostum. Selain Oscar dan Emmy, Irma juga mendesain pameran akbar Swarovski Crystal di Shanghai pada tahun 2012 lalu.
Butet ManurungSetelah berhasil mendirikan sekolah gratis bernama “Sokola Rimba” di tahun 2013, wanita yang memiliki nama asli Saur Marlina Manurung memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya untuk mereka dan tinggal di hutan. Kepeduliannya pada masyarakat tertinggal begitu tinggi hingga pada tahun 2004 lalu, Butet menerima penghargaan sebagai salah satu Pahlawan Asia dari Majalah TIME.
(ded/ded)