Menulis dengan Logika ala Pidi Baiq

Nisa Maria Ulfa | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2016 14:13 WIB
Belajar menulis dan logikanya dari Pidi Baiq, sosok di balik band indie The Panas Dalam di Bandung.
Ilustrasi (StockSnap/Luis Llerena)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sewaktu Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekitar tahun 2009, aku banyak dijejali musik-musik indie. Terutama band-band indie asal Bandung, yang kala itu marak populasinya.

Dari sekian banyak band tersebut, aku menemukan satu lagu di playlist kakakku yang judulnya agak nyeleneh berjudul "Tonk Gandeng" yang artinya "Jangan Berisik". Nama bandnya pun tidak kalah anehnya yaitu, The Panas Dalam.

Mulanya, aku hanya terkekeh menemukan ada lagu seperti ini, begitu mendengarkannya aku terpingkal-pingkal. Kok ada ya, orang senyeleneh itu dalam membuat lagu seperti itu?

Lirik dalam lagu tersebut awalnya kupikir hanya lirik biasa yang dibuat dengan iseng, seperti "Tonk gandeng, aya nu gering. Urang mah bae, da dulurna. Ha-ha-ha..." Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, artinya kira-kira seperti ini: "Jangan berisik, ada yang sakit. Aku sih boleh, kan saudaranya. Ha-ha-ha".

Setelah aku duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), aku baru menyadari bahwa lagu tersebut menyindir praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), di mana kita boleh melakukan apa pun yang menyimpang jika kita memiliki kedekatan dengan penguasa.

Lagu lain dari The Panas Dalam yang sama nyelenehnya adalah "Rintihan Kuntilanak", "Budak Baheula", "Phedophillia", dan masih banyak lainnya. Setelah kutelusuri, otak di balik kenyelenehan band ini adalah Pidi Baiq.

Dia orang yang mengklaim dirinya sebagai Imam Besar The Panas Dalam ini. Selain menjadi musisi juga seorang penulis. Novelnya yang fenomenal ialah Dilan. Novel ini terbagi menjadi dua bagian yaitu, Dilan: Dialah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan: Dialah Dilanku Tahun 1991.

Ditemui di kafe The Panas Dalam miliknya, di kawasan Saparua, Bandung, pria yang kerap disapa Ayah ini bercerita mengenai proses kreatif di balik tulisan-tulisannya.

Memikirkan tentang banyak hal adalah kunci utama. Saking banyak yang ia pikirkan, hingga ia memikirkan suatu hal yang out of the box, tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Orang lain cenderung menganggapnya remeh-temeh, tetapi baginya memiliki makna.

Tersebutlah ayam dan nyamuk. Dalam pikirannya, ayam yang selalu datang ke rumah, kemudian orang rumah berusaha untuk mengusir, ayam tersebut tidak pantang menyerah, ia tetap datang ke rumah dengan menyamar menjadi ayam goreng.

Lalu nyamuk, Pidi menaruh perasaan iri terhadap hewan ini. Hewan yang kecil, tetapi dialah satu-satunya hewan yang berani menggigit presiden dan polisi. Dia saja yang berukuran badan jauh lebih besar dari nyamuk tersebut tidak akan berani melakukannya.

Kita mungkin bisa tertawa dengan cerita ayam dan nyamuk. Akan tetapi, apakah Pidi Baiq dapat disalahkan dengan statement demikan? Tentu tidak!

Hal-hal tersebut memang terkesan humor, tetapi jika ditelaah memang benar adanya. Dalam tulisannya, Pidi Baiq menggunakan alasan-alasan logis dalam memandang suatu hal. Penggunaan logika ini dikemas menjadi tulisan yang ringan dan enak dibaca, bahkan orang-orang tidak akan menyadari ketika membaca tulisan Pidi Baiq, logikanya juga sedang turut serta.

Buah dari pemikiran Pidi mengenai banyak hal ini, tidak hanya berupa pikiran konyol tentang ayam dan nyamuk saja, tetapi dapat berupa kutipan-kutipan romantis yang terdapat pada novel Dilan.

Salah satunya adalah "Jangan rindu, ini berat. Kau tak akan kuat. Biar aku saja.", kutipan ini menggambarkan kasih sayang seseorang yang tau akan beratnya menahan rindu, kemudian ia menawarkan diri untuk menanggung beban rindu tersebut, karena tidak tega pada pasangannya.

Ini bukan puisi cinta yang di dalamnya terdapat kata-kata puitis yang sukar dipahami. Hanya kalimat singkat, tetapi "ngena". Romantismenya lebih "dapet", ketimbang puisi romantis yang harus ditelaah untuk mengerti artinya. Kembali lagi, logika ikut bermain di sini.

Dari cerita Pidi Baiq ini, memberikan pemahaman bahwa proses kreatif dan inspirasi-inspirasi dalam menulis itu bisa didapat dari hal-hal yang ada di sekitar kita. Yang dibutuhkan adalah tingkat kepekaan kita terhadap hal-hal kecil yang terdapat di sekitar. Be aware! (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER