Aneh Benar Cara Kita Memilih Panutan

Resya Adi Nugraha | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2016 18:02 WIB
Belajar dari kisah Zaskia Gotik dan Sonya Depari. Apa ya alasannya memilih mereka jadi duta atau panutan?
Zaskia Gotik (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu lalu kita ramai membicarakan ulah penyanyi dangdut Zaskia Gotik yang diduga telah melecehkan lambang negara Indonesia. Sang artis sendiri kemudian dikecam di sana-sini, sebelum akhirnya minta maaf kepada masyarakat.

Setelah kasus tersebut, Zaskia malah dipilih menjadi Duta Pancasila. Saya merasa hal ini sangat janggal.

Bagaimana mungkin orang yang telah melecehkan lambang negara bisa menjadi Duta Pancasila dan dijadikan panutan untuk masyarkat? Bahkan dia sendiri tidak mengetahui bagaimana nilai-nilai Pancasila.

Hal ini ironis, karena orang yang tidak mengetahui nilai Pancasila dan bahkan tidak hafal betul Pancasila malah dijadikan panutan untuk masyarakat. Sebenarnya apa tujuan dari hal tersebut?

Berselang beberapa waktu, ada keributan soal siswi SMA bernama Sonya Depari yang menolak untuk ditilang dan mengancam petugas polwan yang hendak menilangnya.

Dia mengaku-aku sebagai anak Irjen Arman Depari, Deputi Penindakan BNN. Setelah beberapa waktu, Sonya Depari malah dipilih menjadi Duta Anti Narkoba oleh Gereja-Gereja Reformis di Medan.

Hal ini juga janggal menurut saya. Seharusnya orang yang dijadikan sebagai panutan adalah orang yang memiliki perilaku dan etika yang baik. Bagaimana membuat masyarakat menjadi maju tapi orang yang dijadikan sebagai panutan itu sendiri bukan seorang contoh yang pantas?

Dari kedua kasus ini memunculkan banyak pertanyaan kepada saya. Apa sebenarnya tujuan dari memilih orang-orang tersebut untuk dijadikan panutan dan perwakilan dari masyarakat?

Apakah karena mereka sosok yang menarik perhatian publik? Padahal mereka banyak dibicarakan karena hal-hal negatif? Pertanyaan yang belum ada jawabannya buat saya sampai sekarang. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER