SURAT TERBUKA UNTUK PRESIDEN

Sarapan Bersama Kami, Pak Presiden

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Senin, 18 Jul 2016 08:15 WIB
Aku berharap sebulan sekali Pak Presiden mau mendengar langsung dari kami ide, saran dan pemikiran kami.
Princessfa. (Dok Pribadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presidenku yang sekarang mau mendengar. Saat ditanya apa itu demokrasi pada debat capres lalu, ia menjawab demokrasi adalah mendengar dari rakyat. Ia mau mendengar dari siapa saja. Dari Bapak dan Ibu pelawak, dari Bapak-bapak pengemudi ojek, dari ulama. Dari siapa saja. Saat ini sulit mencari orang yang mau mendengar, karena semua orang maunya bicara.

Pelajar seperti aku pun ingin diundang ke Istana secara rutin. Dengarlah para pelajar dari Sabang sampai Merauke, Pak. Negeri ini Bapak bangun untuk dan akan dilanjutkan oleh generasiku kan?

Aku berharap sebulan sekali Pak Presiden mendengar langsung dari kami ide, saran dan pemikiran kami agar bapak tahu persis kehebatan dan kelemahan kami di berbagai daerah paling tidak dibandingkan dengan pelajar di ASEAN. Bagaimana kalau Bapak membangun bangsa ini ke kanan, tetapi nantinya kami melangkah ke kiri? Indonesiaku perlu dibangun sesuai potensi dan langkah kami kan?

Sarapan dengan kami, Pak Presiden. Kata mama, sarapan mengawali hari yang sehat. Mari galakkan kebiasaan sarapan di kalangan pelajar Indonesia. Pelajar yang tidak sarapan mudah pingsan, lebih sulit fokus, tidak optimal prestasi akademiknya bahkan lebih mudah mengalami obesitas.

Di Internet banyak riset tentang manfaat sarapan. Sebagai contoh: Di Australia riset menunjukkan pelajar yang tidak sarapan setiap harinya kehilangan 2 jam waktu efektif karena kurang konsentrasi. Riset lainnya yang aku lihat di Internet diadakan di Inggris yang menunjukkan orang yang sarapan lebih berpotensi melakukan aktivitas fisik dibandingkan yang tidak sarapan. Dan tentu masih banyak riset-riset lain tentang manfaat sarapan.

Ayo pak Presiden, luangkan waktu sebulan sekali sarapan dengan kami, para pelajar. Bapak akan terkejut melihat generasi kami jauh lebih hebat dari generasi Bapak. Semoga generasi kami jumlah koruptornya juga lebih sedikit daripada generasi bapak. Aku baca dan dengar setiap hari bapak dan ibu koruptor adalah justru orang-orang pintar.

Tapi kepintaran kami beda, Pak. Bapak akan buktikan itu setelah mendengar dari kami.

Kami menunggu undangan dari bapak. Selamat mendengar, Pak….Suatu hari nanti bapak akan menepuk dada keras-keras melihat Indonesia berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya di tangan kami dan bapak menjadi bagian dari kehebatan Indonesia.

* Penulis adalah siswa kelas 7A
SMP Labschool Kebayoran, Jakarta Selatan. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER