Jakarta, CNN Indonesia -- Televisi sudah layaknya anggota keluarga, namun tak terdaftar dalam kartu keluarga. Televisi hadir di tengah keluarga menyajikan beragam rasa yang dapat dinikmati pemirsa.
Banyaknya jumlah saluran televisi saat ini, memberi kita banyak opsi. Tapi bagi kamu yang masih menonton tv berjam-jam dalam sehari, coba pikirkan lagi. Sekarang sudah saatnya kita untuk diet menonton televisi. Kenapa?
Ada sebuah teori, kultivasi namanya. Teori itu mencoba mengkaji efek jangka panjang menonton televisi. Ada dua jenis penonton televisi, seorang heavy viewers (penonton fanatik) yang menonton lebih dari 4 jam sehari, dan light viewers (penonton biasa) yang hanya menghabiskan dua jam atau kurang dalam sehari.
Idealnya kita tak lebih dari dua jam menonton televisi.
Begitu banyak ragam hiburan dan informasi yang disajikan di televisi. Saat ini kita dapat melihat bagaimana kondisi kualitas program televisi kita. Begitu disesaki acara penuh drama, mempertontonkan anak kecil yang bertindak layaknya dewasa, tindakan kekerasan, perilaku bejat para pejabat, dan sebagainya.
Hal-hal ini jika terus kita tonton dan meresap di diri kita, dan menelannya secara mentah-mentah hanya akan menimbulkan dampak buruk.
Dalam kultivasi penonton yang menyaksikan televisi lebih dari 4 jam sehari akan melihat dunia yang ditinggalinya, layaknya apa yang disaksikannya di televisi.
Sebagai contoh, jika seorang pelajar SD terpapar tayangan sinetron remaja yang tampil layaknya dewasa seperti adegan cinta-cintaan, bullying, dan lain-lain, maka pelajar ini akan cenderung melihat hal-hal itu sebagai hal yang wajar. Dan bukan tidak mungkin pelajar ini akan menirunya di kehidupan nyata.
Acara televisi saat ini lebih banyak berisi konten tidak sehat. Apalagi ditambah dengan bumbu politik di televisi-televisi yang dimiliki para elit partai politik.
Sebaiknya mulai batasi jam menonton televisi, dan pilihlah acara yang memang kamu perlukan dan sesuai dengan usiamu.
Jangan biarkan anak menonton acara yang tak sesuai usianya. Jam menonton tak mesti dua jam nonstop. Bisa diatur menurut waktu-waktu tertentu. Misalkan pilih waktu saat acara yang ingin anda saksikan akan segera dimulai.
Jika gemar menonton acara berita maupun acara lain yang bersifat informatif, jangan menelan informasi yang anda dapat dari televisi secara mentah-mentah. Coba gali informasi lebih dalam melalui medium yang lain, seperti buku dan internet.
Yang terpenting adalah kita harus menjadi penonton cerdas yang tak hanya mempercayai konten dari televisi. Kita juga harus lebih pintar memilih acara mana yang kita tonton.
(ded/ded)