Putih Tetap Putih Bukan Abu-abu

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Kamis, 03 Nov 2016 17:05 WIB
Bintang telah berjajar. Keputusan final telah ditetapkan. Siapa berani mencegah.
Foto: geralt/Pixabay
Jakarta, CNN Indonesia -- Engkau, menulis putih pada langit terputih
Maka dering waktu berbunyi di takdir putih dari terputih
Seluruh alam raya bersujud khusyuk dari jiwa terputih
Kehidupan menjadi hadir pada tangis awal kelahiran

Engkau, hadir dilahirkan bermakna tanpa ketentuan
Tidak pernah tahu akhir dari zaman di hidupMu
Suka, terduka mata air ikhlas dari jiwa di mazmurNya
Menjadi nyanyian dalam doa-doa seisi dunia

Semangat pernyataan bagi perdamaian nurani
Cinta di terang berjuta bintang menjadi tanda-tanda
Awal adalah akhir dari suatu perjalanan sejarah kejadian
Diakhirnya. Engkau tak kehilangan ruhNya

Sebab sekaligus kebangkitanMu
Sebab sekaligus menerbitkan pernyataanMu
Pada masa kehidupan satu nusa satu bangsa
Hanya satu bahasa iman bagi semua satu tanah air

Dikeyakinanmu masing-masing dari imanNya
Sesungguhnya tak pernah terpisahkan oleh apapun

Memoar: Makna bagai gemerlap fatamorgana di sana ada keajaiban. Ada semua tanya pada waktu bintang berjajar dalam terang langit malam. Harapan tubuh pada satu kemuliaan keyakinan meski kekuasaan mencoba mendera dengan tentara politik imperium dari para pembayar upeti

Bintang telah berjajar. Keputusan final telah ditetapkan. Siapa berani mencegah. Meski akhirnya Dia bertemu kebijaksanaan di Taman Getsemani, menjadi mazmur awal dari akhir tertulis di kitab dunia. Sesungguhnya bangkit itu ada pada semua.

Karena tugas telah diselesaikan dengan seksama, diucapkan pada tujuh suara kalimat akhir penyelesaian tugas, pada awal itulah Dia telah berada di tubuhmu menuju kehidupan. Salam Cinta Kasih. Pada setiap hari selalu dalam paskah, juga hari ini, esok, kemarin dan akan datang. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER