Jakarta, CNN Indonesia -- Palsu berhati karet. Biarin katamu
Mendidih rasanya menghirup aromamu
Seperti bau sepatu di angkasa abu-abu
Mirip cuaca setelah hujan pura-pura
Main parodi musikal mendayu sumbang
Terlalu peka pada hari musim bunga plastik
Bahkan terbang naik tawon madu racun
Para peri menyulap embun jadi ilalang
Cekikikan, berhasil menipu tawon
Bola api nyala di matamu berkerlipan
Seperti kuda naik badak, girang
Seperti harimau naik gajah, riang
Kurcaci putri salju menari-nari
Kisah cinta di hari minggu
Siapa berani main seteru
Menyala api di rambu-rambu
Ohoi! Omong-kosong bergema
Nuansa palsu mencuci muka
Memicu gerhana di kain kelambu
Memberi mimpi di waktu bisu
Sajak biru semakin ungu
Tak berani bilang siapa kamu
Malah meninju muka sendiri
Kalah main dadu oleh waktu
Siapa berani meramal angka
Siapa berani mengatur bintang
Siapa berani merubah penanggalan
Siapa berani mengaku kucing
Naik pesawat duduk di samping pilot
Tak ada kuda sapi pun jadi gerobak
Siapa mau bercumbu sambil terbang
Akar pun tak berani tumbuh melayang
Orkes pantun membisu di dalam peredam
Putusan, dipastikan memuja kantong sendiri
Ruang tak berpintu meredam hingar-bingar
Mati ogah hidup tak mau di lubang tanpa dasar
(ded/ded)