Jakarta, CNN Indonesia -- Melihat 17.000 pulau lebih berjajar sangat indah dari angkasa bagai negeri dongeng seribu satu malam. Di hamparan permadani ratna mutu manikam teruntai gemerlap lautannya bak mata berlian para malaikat dari kisah-kisah harapan tertampak dari atas foto satelit.
Negeri indah itu tak goyah kebinekaannya meski berbagai ragam dan perupaan penampakan bentuk-bentuk upaya kaum siluman senantiasa mencoba-coba menggelitik menggoda dengan keismean mereka. Berupaya mendayu merayu agar kalah saja, menyerah saja, tergoda saja, seakan para siluman berkata untuk apa bersatu? Begitulah pola laku otak beku kaum siluman menalarkan pembodohan nilai diri mereka.
Indonesia Unit adalah NKRI, tak perlu lagi tambahan riasan apapun, karena sudah dipatenkan hukum Ilahiah sepanjang waktu berabad di sejarahnya, dicipta atas kehendak nurani Ilahi dalam satu kata. Jadilah negeri nyiur melambai khatulistiwa nusantara melahirkan Indonesia.
Indonesia bukan negeri milik siapapun. Ini negeri kami. Hanya ada satu tanah air satu bahasa satu bangsa Indonesia. Bukan milik siapapun atau atas nama apapun. Hanya ada nama kami Indonesia, kami bersatu kami berdaulat, tak memakai alias apapun, tak serupa apapun. Kami Indonesia memiliki keragaman iman kebinekaan kultural, dalam makrifat kebudayaan, kontekstual, tumbuh di dalamnya inti kemufakatan: Aku Satu Indonesia dipeluk ideologi Pancasila.
Hukum Ilahiah telah menguatkan akarnya Indonesia, memberi rentang daya juang menggempur prakolonial dan pasca kolonial, hingga percobaan makar kaum siluman klasik komunisme hingga modern komunisme, modern rentenir, modern kapitalis sparatis amatiran dogmatis, hingga siluman teror telor dadar berupaya mengguncang Indonesia, bersyukur upaya kaum siluman selalu hangus terpanggang karma negatifnya sendiri.
Kaum siluman berkedok pemberontak dengan satu alasan pembualan propaganda seakan radikal kiri oke kanan oke
because the money dengan jejaringnya, usaha makar membentuk negara di dalam negara. Tetap tak mampu mengalahkan Indonesia berkekuatan wahyu Ilahi di dalamnya, selalu berhasil menghalau kaum siluman kadal sekalipun mengubur dirinya, keok lintang pukang. Entah apa maunya para siluman itu?
Mengapa Indonesia senantiasa selamat dari upaya makar? Karena rakyatnya menjadi Garuda Bineka Tunggal Ika, mengejar lawan-lawannya dengan seksama dalam tempo singkat menggempur sendi-sendi ideologi hitam kaum siluman, dalam sejarah perjalanan pertumbuhan kedewasaan NKRI hingga usia 71 tahun, menjelang 72 tahun bersama esensi Proklamasi Soekarno-Hatta.
Di dalam makna Proklamasi inti kebinekaan daya juang Indonesia asli, berkekuatan budaya purba nenek moyang bermakna intelektualitas maha tinggi, menyatukan kesantunan dilingkar tata krama kecerdasan maha berbudaya. B erkekuatan inti makrifat mufakat Indonesia Unit. Senantiasa sederhana berbudi mulia bertutur santun.
Lagi-lagi selalu berhasil menumpulkan isu-isu prosa omong kosong negatif, usaha kaum siluman pencipta konflik, senantiasa keok sebelum masuk gelanggang..
Dengan kesadaran kesederhanaannya, dengan baju putih lepas terlipat rapih di lengannya, lahirlah manusia Indonesia baru, tulen, bertekad meneruskan makrifat-mufakat cita-cita bangsanya. Dia tetap memiliki komitmen kuat dan tahan bantingan dari godaan kaum siluman. Tetap yakin dan teguh terus berkelanjutan sebagai generasi penerus perjalanan pemimpin dan pahlawan Indonesia sebelumnya.
Dia terus berupaya di berbagai etos koreksi penyempurnaan nations building bertahab, sebagai kesatria Nasionalis disenyumnya, semoga selalu terjaga kesederhanaan dan tetap tegas di realitasnya.
Adalah Presiden ke-7 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Joko Widodo. Akhir-akhir ini menjalankan kewajibannya sebagai mandataris rakyat mengunjungi para TNI-Polri di markas-markas besar mereka. Adalah suatu kewajaran telah dilakukan Presiden Joko Widodo, sebagai Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (TNI-Polri). Seperti Panglima Besar Jenderal Soedirman, dekat selalu dengan rakyat dan prajuritnya.
Sudah waktunya Indonesia membangun kawasan ketahanan teritorial keamanan nasional demi melindungi kepentingan hubungan internasional Indonesia. Sudah tiba waktunya Indonesia memperkuat tata laku pertahanan TNI-Polri semakin kompak, kuat, bersih dan bening.
Sudah saatnya pula Indonesia memiliki lima saja kapal induk nuklir berjarak sedang, berukuran sedang, membuat pesawat tempur sendiri. Sekaranglah saatnya Indonesia menjadi pelari cepat tanpa batas, membangun pertahanan melindungi negara dan rakyatnya, mengingat luasnya wilayah teritorial 17.000 lebih kepulauan negeri tercinta nan indah nian ini. Selalu menjadi incaran makar/teror kaum siluman berideologi hitam.
Ada banyak karya anak bangsa mumpuni di sektor sistem modern tekno suma canggih, berkiprah di benua lain maupun di tanah lahirnya. Membangun stabilitas disegala sektor bersama bekerja untuk negeri, sekolah untuk negeri, belajar untuk negeri, membangun cita-cita dengan pasti satu persatu bersama rakyat, para pelajar, para mahasiswa. Mari menjaga negeri saudaraku. Salam Indonesia Unit.
(ded/ded)