Beginilah Jadinya Kalau Anak Muda Hidup dalam Toleransi

Pernita Hestin | CNN Indonesia
Kamis, 17 Nov 2016 13:36 WIB
Bagaimana cara mengimplementasikan toleransi di antara kalian anak muda? Simak yuk penuturan beberapa temanmu berikut ini.
Foto: Pixabay/cherylholt
Jakarta, CNN Indonesia -- Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya sendiri-sendiri dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya. Sebagai warga negara, sudah sewajarnya kita saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada di antara kita demi menjaga keutuhan negara dan menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama.

Seperti dikutip dari Pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 tadi, sikap toleransi sangat diperlukan untuk menjaga keutuhan suatu negara jika dikaitkan dengan petikan ayat UUD tersebut. Jika diambil definisinya, toleransi merupakan sikap membiarkan orang lain berpendapat lain, melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun intimidasi.

Istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.

Hardya Pranadipa, Program Officer Search For Common Ground (SFCG) Indonesia, sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang perdamaian, menuturkan bahwa toleransi merupakan sikap bagaimana kita berempati, serta bisa memposisikan diri kita sebagai orang lain yang harus dimanusiakan.

Ia juga menyebutkan sikap toleransi itu ada dua aktif serta pasif. Pasif jika kamu hanya membiarkan orang lain menjalankan haknya tanpa diganggu, sedangkan yang aktif jika kamu tidak hanya membiarkan tapi ikut juga membantu mereka menjalankan haknya.

Pria yang akrab disapa Dipa ini menceritakan pengalaman sikap toleransi yang dialaminya, saat ia salat Idul Adha di Bali, dan dijaga oleh pencalang. Pencalang merupakan petugas keamanan lokal di Bali.

Ia juga menuturkan bagaimana, potret toleransi di Indonesia yang kaya dengan keberagamana suku, agama, bahasa, dan ras. Misalnya saja, toleransi yang aktif seperti pada saat Natal, yang menjaga adalah umat muslim, sedangkan pada saat nyepi di Bali pada waktu itu, umat muslim diperbolehkan keluar untuk salat gerhana.

Sikap toleransi baiknya dilakukan untuk memahami sebuah perbedaan-perbedaan yang ada. Bukan malah di selesaikan dengan cara-cara yang salah. Dengan adanya sikap toleransi kehidupan yang damai akan lahir dengan otomatis.

Beberapa teman kita menuturkan pendapatnya tentang sikap toleransi. Misalnya saja Lestari Eflina Girsang mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Semester 7. Dia mengatakan kehidupan yang damai dan tenteram juga bisa dipupuk dari sikap toleransi dan saling menghargai satu sama lain.

“Contoh kecil sikap toleransi yang saya lakukan, ya seperti tidak makan saat temen-temen sedang puasa,” tuturnya.

Pendapat lain datang dari Eliana Pratiwi, mahasiswi yang mengambil konsentrasi Humas ini mengatakan, bahwa sikap toleransi yang ia temukan saat berada dalam lingkup pertemanannya. “Saya punya beberapa teman, mereka berasal dari daerah yang berbeda dan agama kita pun berbeda-beda, jadi saya seorang Sunda bisa belajar budaya lain seperti Padang, dan Batak, selain itu belajar menghargai perbedaan di antara kita agar tetap satu, enggak berantem, enggak terpisah-pisah,” tutur Elina melalui akun Line-nya.

Selain perbedaan agama dan budaya, sikap toleransi penting untuk memahami perbedaan pendapat. Mahasisiwi, Administrasi Negara yang aktif berorganisasi, Rima Herdiyana, menuturkan bahwa ia menyikapi perbedaan dan menerapkan toleransi dengan menerima pendapat orang lain jika itu baik dan lebih baik dari pendapatnya.

“Seringkali perbedaan jadi akar persoalan munculnya konflik, toleransi bagiku adalah memahami dan menerima perbedaan,” kata Rima menambahkan.

Jadi, bagaimana kamu memaknai sikap toleransi itu sendiri? (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER