Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah pepatah mengatakan, “Masa depan suatu bangsa berada pada tangan pemudanya.” Semangat yang membara dan potensi yang dimiliki pemuda adalah kunci dari kekuatan mereka. Pemuda tidak ragu untuk menyuarakan pendapat dan berani menyatakan gagasan yang dapat mendobrak keadaan yang ada. Oleh karena itu, pemuda dijuluki sebagai agent of change, atau pelaku dari suatu perubahan.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, pemuda selalu menjadi penggerak kebangkitan bangsa. Terbukti dengan terciptanya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dan ketangkasan pemuda dalam mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 71 tahun silam.
Pemuda memiliki kesempatan dan kemampuan lebih untuk menuliskan sejarah baru melalui gerakan serta perubahan signifikan yang dapat mereka ciptakan. Bahkan Presiden pertama Indonesia Soekarno mengatakan, “Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia”. Ini menegaskan betapa besarnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan negara ini.
Jika dahulu pemuda berhasil meraih kemenangan mengalahkan penjajah, tantangan yang mereka hadapi kini berbeda. Degradasi nasionalisme sedang mengancam pemuda. Kecintaan pada bangsa ini memudar karena terkikis oleh nilai-nilai dari luar. Banyak yang masih belum sadar akan ancaman arus global yang terus-menerus menggerogoti identitas mereka. Sedikit yang perduli akan kondisi keterpurukan yang melanda bangsa ini, dimana sekarang pemuda lebih banyak terpengaruh oleh hal-hal yang terjadi di luar Indonesia.
Kondisi tersebut juga diperparah dengan semakin rusaknya moral pemuda. Gaya hidup hedonisme, pesta pora, narkoba, kriminalitas, dan pergaulan bebas misalnya, mencerminkan betapa pemuda saat ini lebih banyak bercermin para nilai-nilai kehidupan dunia Barat. Potensi besar yang mereka miliki sejatinya memang dapat membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik, tapi juga dapat membawa bangsa ini pada ketepurukan di masa mendatang. Pada siapa lagi bangsa ini akan diwariskan, jika bukan kepada para pemudanya?
Namun di tengah buruknya keadaan pemuda saat ini, masih ada sekelompok pemuda yang memiliki hati untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik, salah satunya para pemuda di Jambi. Mereka sepenuhnya menyadari bahwa di era globalisasi saat ini, sudah sepatutnya pemuda menjadi pelopor pembaharuan dan turut berperan strategis dengan memberi kontribusi bagi daerah dan bangsa.
Melihat kurangnya peran pemuda di wilayah Jambi, diciptakanlah Jambi Youth Movement (JYM) yang hadir untuk mendorong pemuda setempat agar memiliki kesadaran dan tanggung jawab dalam menginisiasikan berbagai kegiatan di wilayah Jambi. JYM berusaha untuk menjadi sarana interaktif dalam mengembangkan potensi sumber daya pemuda, dengan fokus pada kegiatan pemuda dan sosial masyarakat guna mengalihkan perhatian pemuda dari hal-hal yang bersifat destruktif.
Berdiri pada tahun 2015, kegerakan ini beranggotakan 20 orang pemuda yang berjiwa sosial dan aktif dalam berbagai organisasi kampus maupun masyarakat. JYM telah banyak melakukan aksi-aksi konkrit yang bermanfaat di wilayah Jambi. Pada saat bencana kabut asap tahun 2015, JYM telah melakukan gerakan jalanan dengan tajuk #1000MaskerUntukJambi (Donasikan Uang Seribu-mu) dan #JYMPeduliKorbanAsap di beberapa pusat keramaian Kota Yogyakarta untuk menggalang uang donasi serta mengirimkan ribuan masker kesehatan ke Provinsi Jambi.
JYM juga membuat kampanye di media sosial bertajuk #JambiSpeakUp, membuat kegiatan sosial kepada lansia di panti sosial, membuat perpustakaan bagi anak-anak, dan beberapa kegiatan lainnya.
Jambi Youth Movement tidak hanya menjadi agen perubahan tapi juga telah menjadi director of change. Disebut director of change karena mereka kini mempelopori perubahan bagi lingkungannya sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jambi. Tahun ini, JYM menciptakan beberapa kewirausahaan sosial, di antaranya bernama Coollook, di mana mereka mempekerjakan siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kuala Tungkal.
Terinspirasi dari tengkuluk (seni melipat kain sebagai penutup kepala wanita) khas Jambi yang sudah ditinggalkan oleh masyarakat setempat, Coollook menciptakan tengkuluk kreasi terbuat dari batik Jambi, yang lebih modern, stylish, dan mudah digunakan oleh siapa saja. Hasil produksi teman-teman penyandang disabilitas ini sudah mencapai luar Jambi, dan dapat dilihat di akun instagram @coollok.id.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan siswa/i difabel tersebut agar menjadi bagian masyarakat yang produktif, serta turut menciptakan lapangan perkejaan baru bagi komunitas difabel yang selama ini belum terpenuhi di masyarakat. Tidak hanya melestarikan warisan seni dan benda budaya Indonesia, Coollook menciptakan kesempatan bagi anak-anak disabilitas untuk berkarya.
Ditengah-tengah kesibukan mereka sebagai mahasiswa, pemuda dari Jambi Youth Movement serta Coollook bersedia mendedikasikan waktunya untuk membangun para pemuda dan kota mereka. Hal ini membuktikan bahwa optimisme, kepedulian, semangat, dan juga potensi intelektual pemuda Indonesia masih menjadi harapan untuk masa depan bangsa.
Tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini tidak seharusnya menjadi penghalang, tapi dapat diubah menjadi kesempatan dan batu loncatan. Pemuda Indonesia harus semakin peka terhadap kondisi tanah air tercinta serta menciptakan trobosan-trobosan baru untuk membangun Indonesia ke arah yang lebih baik.
(ded/ded)