Bagaimana Media Mempengaruhi Caramu Berpakaian

Pernita Hestin | CNN Indonesia
Selasa, 27 Des 2016 12:55 WIB
Berbagai macam acara televisi, kolom majalah, artikel di koran atau media online, memberikan pengaruh pada budaya berpakaian masyarakat kita.
Foto: Unsplash/Pixabay
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekumpulan remaja berjalan menyusuri koridor toko-toko di sebuah mal di pusat kota. Mereka bercengkrama sambil melihat-lihat etalase toko-toko di sana. Aktivitas semacam itu biasa kita sebut dengan window shopping.

Sebagian besar kumpulan remaja tadi mengenakan celana jeans. Tapi ada satu orang yang mencolok di antara mereka. Dia mengenakan celana jeans dengan sobek-sobek di bagian lutut. Ripped jeans istilah populernya. Setahun belakangan ini Ripped jeans sangat populer di kalangan remaja maupun orang dewasa.

Celana jeans sendiri pertama kali muncul pada 1560, dipakai oleh para penambang di Italia. Setelah itu pada tahun 1880 munculah pabrik pertama, Levi's 501.  

Setelah keberadaannya, banyak modifikasi yang dilakukan orang terhadap jeans ini. Beberapa artikel di media online pun menyajikan bagaimana tips membuat model bawahan ini dengan cara sederhana. selain itu, tak jarang pula kolom majalah populer yang menyajikan tulisan mengenai Mix and Match dengan fashion item satu ini.

Ripped jeans menjadi salah satu budaya berpakaian yang berkembang dan diadopsi oleh banyak remaja. Ini tak lepas dari peran media massa. Berbagai macam acara televisi, kolom majalah, artikel di koran atau media online, memberikan pengaruh pada budaya berpakaian masyarakat kita.

Tapi tak melulu pengaruh dari luar negeri lho ya. Pengaruh budaya lokal cukup banyak juga kok mempengaruhi trend berpakaian kita sekarang.

Seperti trend kebaya modern, yang dimodifikasi dengan kain batik maupun kain songket. Serta beberapa baju santai, kaos, kemeja dan blus yang memiliki corak-corak etnis atau kedaerahan. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER